Utusan PBB Kunjungi Warga Assyria Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM – Utusan PBB Staffan de Mistura, Minggu (1/2), melakukan kunjungan mengejutkan ke sebuah gereja di dekat ibu kota Suriah, untuk menunjukkan solidaritasnya terhadap kelompok minoritas Kristen di negara tersebut ,yang menjadi target para militan.
Seorang fotografer AFP mengatakan, de Mistura melakukan perjalanan dalam dua konvoi mobil PBB, untuk mengunjungi Gereja Katolik Yunani di Jaramana, sebelah tenggara Damaskus, dan bertemu dengan pastor Toma Asitivo Kaka.
Gereja tersebut, digunakan sebagai tempat pengungsian untuk warga Kristen Assyria, yang melarikan diri dari konflik kekerasan di Irak, setelah AS melancarkan invasi ke negara tersebut 2003 lalu.
Assyria disebut juga Asyur, merupakan suatu kerajaan besar yang berpusat di hulu sungai Tigris. Kerajaan Asyur juga dikenal dengan sebutan kerajaan Asiria, kerajaan ini beribu kota di Niniwe. Menurut beberapa tradisi teologis Kristen-Yahudi, kota Ashur (juga dieja Assur atau Assur) didirikan oleh Ashur anak Sem, yang didewakan oleh generasi kemudian sebagai pelindung kota dewa.
Pada masa Asiria Tua (abad ke-20 hingga ke-15 SM), Asyur menguasai sebagian besar Mesopotamia Hulu dan sebagian dari Asia Kecil. Sebagai salah satu tempat lahirnya peradaban dan tempat kelahiran para penulis dan sastrawan. Agama Kristen telah dipeluk oleh mayoritas warga Asyur sejak abad ketiga. Penaklukan Mesopotamia oleh invasi Islam pada pertengahan abad ke-7, menyebabkan kerajaan Asyur dibubarkan, setelah itu sisa-sisa orang Asyur (sekarang Kristen) secara bertahap menjadi minoritas di tanah air mereka. Etnis Assyria (kebanyakan daripadanya adalah pemeluk Gereja Katolik Khaldea dan Gereja Assyria di Timur) mewakili sebagian terbesar penduduk Kristen Irak yang cukup besar.
Setelah kota Mosul jatuh ke tangan NIIS, banyak warga Kristen Asyur atau Assyrian yang disandera oleh kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah.
Kunjungan de Mistura, bertepatan dengan aksi solidaritas untuk sejumlah warga Assyria Suriah, yang diculik militan Islamic State (ISIS) di provinsi Hassakeh, Suriah timur laut.
Pekan lalu, NIIS menculik 220 warga Assyria di wilayah Tal Tamr, tempat para kelompok ekstremis tersebut merebut 10 desa yang dihuni umat Kristen, menurut Observatorium HAM.
Hampir 1.500 orang, mengungsi ke wilayah Kurdi dan wilayah yang dikuasai pemerintah.
Kelompok pengawas tersebut melaporkan, pengadilan NIIS memerintahkan pembebasan 28 warga Assyria yang mereka culik.(AFP/Ant/wikipedia)
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...