Utusan PBB: Tentara Rusia Gunakan Taktik Pemerkosaan dan Kekerasan Seksual di Ukraina
PARIS, SATUHARAPAN.COM-Pemerkosaan dan serangan seksual yang dikaitkan dengan pasukan Moskow di Ukraina adalah bagian dari “strategi militer” Rusia dan “taktik yang disengaja untuk tidak memanusiakan para korban,” kata utusan khusus PBB, Pramila Patten, kepada AFP dalam sebuah wawancara.
"Semua indikasi ada di sana," kata perwakilan khusus PBB untuk kekerasan seksual kepada AFP, hari Kamis (13/10), ketika ditanya apakah pemerkosaan digunakan sebagai senjata perang di Ukraina.
“Ketika perempuan ditahan selama berhari-hari dan diperkosa, ketika Anda mulai memperkosa anak laki-laki dan laki-laki kecil, ketika Anda melihat serangkaian mutilasi alat kelamin, ketika Anda mendengar perempuan bersaksi tentang tentara Rusia yang dilengkapi dengan Viagra, itu jelas merupakan strategi militer,” katanya.
“Dan ketika para korban melaporkan apa yang dikatakan selama pemerkosaan, itu jelas merupakan taktik yang disengaja untuk tidak memanusiakan para korban.”
PBB telah memverifikasi "lebih dari seratus kasus" pemerkosaan atau serangan seksual di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada bulan Februari, kata Patten, mengacu pada laporan PBB yang dirilis pada akhir September.
Laporan tersebut “mengkonfirmasi kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh pasukan Rusia, dan menurut kesaksian yang dikumpulkan, usia korban kekerasan seksual berkisar antara empat hingga 82 tahun,” katanya.
Para korban kebanyakan perempuan dan anak perempuan, tetapi juga laki-laki dan anak laki-laki, tambahnya. Tetapi "kasus yang dilaporkan hanyalah puncak gunung es," tambahnya.
“Sangat sulit untuk memiliki statistik yang dapat diandalkan selama konflik aktif, dan jumlahnya tidak akan pernah mencerminkan kenyataan, karena kekerasan seksual adalah kejahatan diam-diam” yang sebagian besar tidak dilaporkan, katanya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...