UU Antigay Rusia Makan Korban, Pendiri Web LGBT Didenda
MOSKOW. SATUHARAPAN.COM – Pendiri komunitas online untuk remaja Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) di Rusia didenda di bawah hukum negara terhadap propaganda gay.
Elena Klimova didenda 50.000 rubel (Rp 11,4 juta) setelah pengadilan di Nizhny Tagil menyimpulkan bahwa web Deti-404—memiliki halaman di Facebook dan jaringan sosial Rusia VK—bersalah karena mendistribusikan “propaganda hubungan seksual non-tradisional antara anak di bawah umur”. Klimova mengatakan dia akan mengajukan banding terhadap putusan itu.
Klimova berhasil mengajukan keberatan denda yang dikenakan oleh pengadilan di kota yang sama pada Januari lalu.
Baca juga: |
Walaupun orangtua dan guru sering tidak simpatik atau bahkan memusuhi, Deti-404 (Children-404) adalah salah satu dari beberapa platform bagi remaja Rusia untuk membahas isu-isu LGBT di tempat yang aman. Hampir setiap hari, orang-orang muda menulis dengan cerita dan foto—dengan wajah dan nama sering disamarkan—menggambarkan pelecehan, pemukulan, dan kebingungan mereka karena orientasi seksualitas mereka yang berbeda.
Kelompok ini baru-baru ini diserang oleh otoritas dan aktivis pro-Kremlin. Atas permintaan dari kantor penuntut umum setempat, pengadilan di St Petersburg Maret memutuskan Deti-404 bersalah karena melakukan propaganda gay. Dan, pengadilan memutuskan bahwa halaman VK proyek Deti-404 dimasukkan daftar terlarang. Pengadilan mengatakan akan memiliki pengawas komunikasi negara yang akan memblokir halaman, tetapi tetap dapat diakses. Klimova katanya juga berniat untuk mengajukan banding terhadap putusan ini.
Putin menandatangani hukum terhadap propaganda gay pada Juni 2013. Pada tahun itu juga, aktivis hak-hak gay Nikolai Alexeyev dan Yaroslav Yevtushenko menjadi orang pertama yang didenda di bawah hukum itu. Sebab, mereka berdiri di luar sebuah perpustakaan di Arkhangelsk dengan spanduk yang mengatakan: “propaganda gay tidak ada. Orang tidak menjadi gay. Gay ada sejak lahir.”
Sebuah editor surat kabar di Khabarovsk juga didenda di bawah hukum setelah ia memuat artikel tentang aktivis hak gay Alexander Yermoshkin, yang mengatakan ia telah diserang dan dipaksa untuk berhenti dari pekerjaannya karena seksualitasnya.
Aktivis mengatakan undang-undang tersebut telah menghasilkan peningkatan pelecehan dan kekerasan terhadap orang-orang LGBT, terutama remaja. Undang-undang anti-gay Rusia juga meningkatkan kekerasan bermotif homophobic
“Hukum terhadap propaganda gay melegitimasi kekerasan terhadap kaum LGBT. Dan, kaum LGBT sekarang sedang melarang aksi protes di jalan,” kata Klimova. “Orang takut karena mereka memahami bahwa propaganda gay dilarang, dan bahkan menyebutkan hubungan LGBT pada dasarnya dilarang.”
Klimova sendiri telah menjadi subjek dari komentar secara online yang bersifat mengutuk setelah membuat Deti-404 pada musim semi 2013. Pada April, ia menerbitkan album foto pada halaman media sosial dengan judul “Manusia Cantik dan Apa yang Mereka Katakan Kepada Saya”. Di situ ia memasangkan gambar profil pengguna yang mengirim ancaman, pesan sumpah serapah kepadanya. “Bunuh dirilah sebelum orang lain membunuhmu,” tulis seorang wanita dengan gambar profil tersenyum dengan buket mawar. “Tembak mati dirimu, wanita jalang. Ini yang layak untukmu,” tulis seorang pria digambarkan menggendong bayi domba.
Awal bulan ini, Yermoshkin meninggalkan Rusia setelah siaran televisi negara yang mengklaim menunjukkan agen intelijen Amerika Serikat merekrut dia untuk mengadakan aksi unjuk rasa LGBT di Rusia. Aktivis itu mengatakan pembicaraan dengan agen intelijen adalah rekayasa dan keluar Rusia karena khawatir akan keselamatannya. (The Guardian/newnownext.com)
Ikuti berita kami di Facebook
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...