Vaksin Awal Prioritas untuk Melindungi Tenaga Medis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Ketua Pelaksana Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Erick Thohir, memastikan tenaga kesehatan, mulai dari dokter, perawat, hingga bidan akan diprioritaskan mendapat imunisasi pertama saat vaksin COVID-19, ketika siap digunakan, pada awal tahun 2021.
Dia menyatakan hal itu usai mengadakan koordinasi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, hari Rabu (3/9), seperti diungkap di situs satgas.
Pertemuan dengan kedua lembaga yang mewakili garda terdepan kesehatan dalam memerangi COVID-19 digelar dalam upaya mengurangi risiko para tenaga medis di tengah pandemi, baik melalui peningkatan protokol keselamatan, proteksi, dan juga vaksin bagi tenaga medis yang dalam waktu dekat siap diproduksi.
"Kami memetakan semua tenaga kesehatan, dokter, dan perawat yang akan mendapatkan imunisasi pertama saat vaksin siap digunakan awal tahun depan dan juga menjadi garda depan dalam melakukan imunisasi massal," kata Erick Thohir, dalam jumpa pers yang didampingi Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih, dan Ketua PPNI, Harif Fadhillah.
Dari hasil pemetaan yang diberikan IDI dan PPNI, tercatat ada 1,5 juta tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, dan bidan yang meliputi pula di TNI serta Polri. Mereka siap untuk diterjunkan saat imunisasi massal yang dijadwalkan awal tahun 2021.
Pihak IDI dan PPNI yang menentukan kriteria serta kualifikasi dokter, perawat, dan bidan yang akan mendapat kesempatan pertama vaksinasi tersebut. "Ada tim khusus dalam Satgas Penanggulangan Covid-19 yang bertugas untuk menilai vaksin melalui bekerja sama dengan IDI dan Kemenkes. Hal ini bertujuan agar penggunaan vaksin bisa tepat sasaran dan efektif, mengingat keterbatasan di tahap awal saat vaksin ini siap digunakan," katanya.
Pertemuan dengan IDI dan PPNI ini juga membahas upaya peningkatan protokol keselamatan dan proteksi bagi tenaga kesehatan yang terus dihantui risiko tinggi di tengah meningkatnya kasus positif Covid-19.
"Kami membahas bagaimana memperbaiki proteksi bagi dokter dan perawat. Akan diatur kembali pedoman dan pelaksana di lapangan agar ada perbaikan, dan kasus tenaga medis yang terdampak akan bisa ditekan. Intinya, protokol keselamatan dan proteksi dokter serta perawat harus mendapat perhatian serius agar tingkat risiko mereka gugur dalam tugas bisa ditekan," kata Erick Thohir.
Editor : Sabar Subekti
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...