Vaksin COVID-19 Indovac dan Inavac Diperkirakan Mendapat Izin dari BPOM September
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM- Vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang dinamai Indovac dan Inavac diperkirakan mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada bulan September mendatang.
Presiden Joko Widodo telah memberikan nama pada dua produk vaksin COVID-19 buatan Indonesia yang saat ini telah memasuki fase uji klinis tahap akhir, kata Kepala BPOM, Penny K Lukito, dalam agenda Lokakarya Pengembangan Obat Dalam Negeri di Jakarta, hari Jumat (26/8).
"Saya ikut bangga untuk Indonesia. Vaksin pertama Indovac untuk vaksin BUMN, dan kedua adalah Vaksin Merah Putih dengan platform inactivated virus, namanya Inavac dan sudah disetujui Presiden juga," katanya dikutip Antara.
Dijelaskan bahwa Vaksin Indovac berplatform protein rekombinan sub-unit yang dikembangkan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bersama PT Bio Farma dan Baylor College of Medicine.
Sedangkan Vaksin Inavac berplatform inactivated virus dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan penyedia fasilitas produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Diperkirakan Vaksin Indovac dan Inavac mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM RI pada September 2022. "Fase dua sudah dilewati, dan hasilnya bagus bisa meningkatkan sistem imunitas dan hasilnya tidak kalah dengan vaksin yang sudah dapat EUA dengan teknologi yang sama," katanya.
Saat ini BPOM masih melakukan kajian terhadap laporan penelitian pada ribuan subjek yang menjalani injeksi kedua di masing-masing laboratorium uji coba. "Harapannya September 2022 selesai dan keluar EUA sesuai standar internasional," katanya.
Fase ketiga uji klinik dua vaksin dalam negeri itu juga diiringi dengan pemberian izin kegiatan uji klinik untuk vaksin booster atau dosis penguat. "Uji klinik booster sudah disetujui untuk dilakukan akhir tahun ini. Sehingga program vaksinasi booster dengan vaksin dalam negeri bisa selesai sebelum akhir tahun," katanya.
Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, FX Sudirman, mengatakan pengembangan vaksin dalam negeri yang telah sampai pada fase akhir uji klinik. "Ini adalah 100 persen karya anak bangsa, virus dari isolasi anak bangsa dikembangkan oleh tim peneliti Unair dan kami siap komersialisasi untuk itu," katanya.
PT Biotis sanggup memproduksi hingga 20 juta dosis per bulan. Khusus pada tahap awal, akan ditingkatkan hingga lima juta dosis per bulan. PT Biotis masih menunggu hasil uji klinik fase tiga dan uji klinik booster.
FX Sudirman telah berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin agar pelaksanaan vaksin booster Inavac bisa bergulir pada Oktober, November dan Desember 2022.
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...