WHO: Tahun Ketiga Pandemi, 6,5 Juta Meninggal Akibat COVID-19
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Kepala COVID-19 pada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Jumat (26/8) sudah waktunya untuk pemeriksaan realitas pada virus setelah jutaan kematian akibat penyakit tahun ini.
Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19, mengatakan jumlah korban itu “memilukan” karena tes, perawatan, vaksin, dan langkah-langkah kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyakit semuanya tersedia.
"Mengingat kita berada di tahun ketiga pandemi, ini... lebih tragis lagi mengingat kita memiliki alat yang benar-benar dapat mencegah kematian ini," katanya dalam interaksi langsung di saluran media sosial WHO.
“Banyak dari kita menjadi mati rasa dengan angka-angka.”
“Kami membutuhkan pemeriksaan realitas. Kita harus benar-benar memperhatikan di mana kita berada. Kita seharusnya tidak berada dalam posisi dengan 14.000 atau 15.000 orang meninggal setiap pekan. Kita seharusnya tidak (seperti itu).”
Van Kerkhove bersikeras bahwa pandemi belum berakhir, tetapi dapat diakhiri sementara orang-orang terus menjalani kehidupan sehari-hari mereka. “Kita hanya perlu sedikit memikirkannya, menjadi sedikit lebih berhati-hati,” katanya.
“Banyak orang berbicara tentang hidup dengan COVID. Tapi kita harus hidup dengan ini secara bertanggung jawab.
“Satu juta kematian tahun ini tidak hidup dengan COVID. Memiliki 15.000 kematian per pekan itu tidak hidup dengan COVID-19 secara bertanggung jawab.”
Hampir 6,45 juta kematian telah dilaporkan ke WHO sejak virus itu pertama kali terdeteksi di China pada akhir 2019. Lebih dari 5,3 juta kasus baru dilaporkan ke badan kesehatan PBB pekan lalu.
“Ini adalah angka yang sangat besar,” kata Van Kerkhove, dengan pengujian di rumah tidak tercermin dalam data pengawasan. “Kami masih melihat virus ini beredar sangat intens di seluruh dunia.” (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...