Vaksin Pfizer Turunkan Risiko Penularan Hingga 92%
SATUHARAPAN.COM-Vaksin Pfizer kemungkinan menurunkan hingga 92% kemungkinan seseorang yang telah divaksin akan menularkan virus meskipun terinfeksi.
Setelah keluar bukti efektif dalam membatasi penyebaran infeksi virus corona dengan memberikan perlindungan dan kekebalan bagi sebagian besar dari mereka yang menerima vaksin di Israel, menurut laporan Bloomberg, dan sebuah penelitian di Inggris menyebutkan bahwa vaksin tersebut mengurangi risiko infeksi setelah dosis pertama.
Ugur Shaheen, presiden perusahaan Jerman Biontec yang mengembangkan vaksin Pfizer, mengeluarkan berita gembira yang mengkonfirmasikan bahwa siapa pun yang menerima vaksin tidak akan menjadi orang yang menularkan atau pembawa virus.
Dia menjelaskan dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman "Bild", bahwa "setelah vaksinasi dengan vaksin itu, kemungkinan penularan virus, bahkan jika terinfeksi, menjadi turun sampai 92%. Dengan informasi ini, kita sekarang tahu bahwa kita dapat secara efektif menahan epidemi, jika cukup banyak orang yang divaksinasi."
"Cahaya di ujung terowongan menjadi lebih terang," katanya. "Setelah cukup banyak orang yang divaksinasi, kami akan mengendalikan epidemi." Dia menambahkan, "Hasil studi yang dilakukan pada vaksin Biontec jauh lebih baik dari yang saya perkirakan, dan statistiknya luar biasa, dan mereka membuktikan bahwa kami berada di jalur yang benar."
Meringankan Beban
Februari lalu, perusahaan Amerika, Pfizer, dan German, Biontech, mengumumkan bahwa mereka telah mengirimkan data baru ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 stabil ketika disimpan antara 25 derajat Celcius di bawah nol dan 15 derajat di bawah nol. Mereka mengatakan bahwa data dapat memungkinkan menyimpan pada suhu normal dengan alat pendingin dan pembekuan di apotek.
Jika data baru disetujui, pelonggaran persyaratan akan secara signifikan mengurangi beban transportasi dan penyimpanan, karena vaksin saat ini harus disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius, yang sangat menantang di negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki peralatan yang diperlukan, dan infrastruktur untuk disimpan dalam suhu sangat dingin.
Vaksin Pfizer dan Biontech, dan juga vaksin Moderna, memperoleh izin penggunaan darurat di Amerika Serikat, dan didistribusikan secara luas sebagai bagian dari upaya vaksinasi komprehensif di negara tersebut. (Bloomberg)
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...