Vatikan Akan Lakukan Vaksinasi COVID-19 Tengah Januari
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM - Vatikan pada hari Sabtu (2/1) mengatakan pihaknya memperkirakan akan mulai melakukan vaksinasi Covid-19 pada pertengahan Januari ini. Namun pernyataan singkat itu tidak mengatakan apakah Paus Fransiskus yang berusia 84 tahun juga akan divaksinasi.
Pernyataan itu merinci prioritas vaksinasi akan diberikan pada petugas keamanan dan kesehatan Vatikan, kelompok lansia dan pekerja di garis depan.
Jumlah pekerja garis depan itu sekitar 450 orang, termasuk Swiss Guards yang bermukim di Kota Vatikan, sementara lainnya bekerja di kantor, museum dan fasilitas-fasilitas lain.
Kota Vatikan mencatat sedikitnya 27 kasus virus corona. Sebagian yang jatuh sakit mencakup anggota-anggota Swiss Guards yang umumnya menghadiri acara bersama Paus.
Paus Fransiskus hari Minggu (3/1) mengatakan sangat sedih melihat masih ada sebagian orang yang berlibur ketika begitu banyak orang menderita karena masalah ekonomi atau jatuh sakit dalam pemberlakuan kebijakan lockdown akibat Covid-19.
Dalam misa di Vatikan, Paus mengatakan tidak satu orang pun tahu bagaimana kondisi tahun 2021, tetapi menambahkan “yang dapat kita semua lakukan adalah menguatkan komitmen untuk lebih memperhatian orang lain, lingkungan dan rumah kita bersama. Memang benar ada godaan untuk hanya mengutamakan kepentingan kita sendiri, misalnya dengan terus mengobarkan perang, fokus hanya pada pendapatan ekonomi, hidup hedonis dan berusaha memuaskan kesenangan sendiri saja. Memang ada godaan itu.”
Sepanjang terjadinya pandemi ini Paus senantiasa menekankan untuk merawat mereka yang paling membutuhkan dan mematuhi langkah-langkah untuk mencegah perebakan.
Alih-alih muncul di jendela yang menghadap ke Lapangan Santo Petrus sebagaimana yang biasa dilakukannya, pada hari Minggu ini (3/1) Paus menyampaikan kutbah dari dalam palazzo Vatikan dan disiarkan langsung di televisi dan live streamig di media sosial. Hal ini sesuai kebijakan mencegah perebakan Covid-19 agar tidak banyak orang berkumpul di lapangan itu.
Itulah sebabnya Paus merasa sangat sedih ketika mengetahui masih ada sebagian orang yang tidak mengindahkan kebijakan itu.
“Saya membaca di suratkabar, hal-hal yang membuat saya sedih. Di satu negara, saya tidak ingat di mana pada suatu sore lebih dari 40 pesawat terbang lepas landas membawa orang-orang berlibur, menghindari lockdown. Tapi bukankah orang-orang itu, yang sebenarnya orang-orang baik, memikirkan mereka yang harus berada di rumah dan menghadapi masalah ekonomi, begitu banyak orang yang tidak dapat berbuat apa-apa karena lockdown? Tidakkah mereka memikirkan tentang mereka-mereka yang jatuh sakit? Mereka hanya memikirkan soal berlibur, soal kesenangan mereka sendiri. Hal ini sangat menyakiti saya,” kata Paus. (VOA)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...