Vatikan Minta Akses Teliti “Injil Barnabas” dari Turki
VATIKAN, SATUHARAPAN.COM – Pusat Umat Katolik Dunia di Vatikan telah membuat permintaan resmi kepada Pemerintah Turki untuk mendapatkan akses ke Kitab Suci yang dipercaya sebagai Injil Barnabas, yang berusia lebih dari 1.500 tahun senilai 28 juta dolar (49,57 triliun rupiah) yang saat ini dipegang oleh pemerintah Turki di Ankara, Turki.
Seperti diberitakan Christian Post, hari Minggu (24/1). Salinan dari halaman kitab suci ini dilaporkan bernilai sekitar 1,7 juta dolar (2,22 triliun rupiah).
Christian Post menyebut bahwa Alkitab tersebut kemungkinan salinan Injil Barnabas yang dipercaya umat Islam sebagai bagian yang menceritakan pelayanan Yesus.
Kitab berusia 1.500 tahun yang dipercaya sebagai Injil Barnabas. (Foto: Nationalturk.com)
Injil Barnabas tidak termasuk dalam Perjanjian Baru bersama Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, bahkan isi Injil Barnabas dipercaya sebagian pihak bertentangan dengan Perjanjian Baru dan memiliki kemiripan interpretasi Yesus versi umat Muslim.
Kitab itu ditulis dengan tulisan tangan dengan tinta emas dijilid sederhana berbahan kulit hewan dan ditulis dalam bahasa Aram atau yang dikenal para epigraf sebagai bahasa asli yang digunakan masyarakat saat Yesus hidup.
Bahasa Aram kini tidak lagi digunakan di tengah masyarakat Timur Tengah, karena menurut catatan Christian Post bahasa ini hanya digunakan sebagian kecil penduduk di desa dekat Damaskus, Suriah.
Barnabas berisi cerita Yesus memprediksi kedatangan Nabi Muhammad. Namun, profesor teologi Omer Faruk Harman mengatakan kepada Today Zaman, “Umat Muslim mungkin kecewa bahwa salinan Injil Barnabas tidak berisi kisah yang dipercaya umat Muslim. Bahkan kitab ini tidak ada kaitannya dengan isi Injil Barnabas,” kata Faruk.
Pemerintah Turki memperoleh kepemilikan kitab yang dipercaya sebagai Injil Barnabas ini pada tahun 2000 ketika mereka menangkap sekelompok penyelundup yang melewati Turki. Saat itu aparat keamanan Turki menyita berbagai barang dari penyelundup tersebut antara lain Alkitab, barang-barang antik, hasil penggalian ilegal, dan bahan peledak.
Kitab ini kini disimpan di gedung pengadilan Turki, dan pemerintah Turki telah melakukan pengamanan ketat, termasuk bekerja sama dengan Ankara Ethnography Museum. Tapi Vatikan berharap untuk mendapatkan kesempatan untuk mempelajari dan menyelidiki isi kitab yang dipercaya sangat berharga tersebut. (christianpost.com)
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...