Vatikan Pertimbangkan Tahbiskan Laki-laki Beristri Jadi Pastor di Amazon
AMAZON, SATUHARAPAN.COM – Vatikan sebagai otoritas tertinggi Katolik Roma, mempertimbangkan menahbiskan laki-laki tengah baya yang beristri untuk menjadi pastor di kawasan terpencil Amazon, Amerika Latin.
Kebijakan untuk daerah yang kini krisis pastor itu bisa menjadi lembaran sejarah baru Vatikan, kata editor BBC untuk urusan religi, Martin Bashir, seperti dilansir bbc.com pada Selasa (18/6).
Wacana pria beristri menjadi pastor itu sebelumnya muncul dalam surat edaran terkait lingkungan, bertajuk Laudato Si, yang ditulis Paus Fransiskus dan diterbitkan tahun 2015.
Paus Fransiskus menulis, Amazon menghadapi hambatan yang memerlukan reformasi struktural maupun individual oleh seluruh umat manusia, negara, termasuk gereja.
Dokumen itu membicarakan sejumlah daerah yang bakal dibahas secara mendalam dalam pertemuan akbar para uskup, Oktober mendatang.
Selain pimpinan gereja Katolik, perwakilan masyarakat adat dari Brasil, Bolivia, Peru, Ekuador, Kolombia, Venezuela, dan Guyana juga diundang menghadiri pertemuan di Roma, Italia, tersebut.
Seluruh negara itu mencakup penduduk sebanyak 33 juta orang dan menyumbang seperlima air segar dunia.
Kelompok negara di Amazon itu juga sumber seperempat oksigen dunia, serta sepertiga cadangan hutan global.
Vatikan menyebut umat Katolik di Amazon menghadapi tantangan lingkungan dan pastoral. Namun, minimnya jumlah pastor adalah salah satu persoalan yang dapat ditangani Vatikan secara langsung.
Surat edaran Paus Fransiskus setebal 45 halaman itu memuat saran dari konferensi uskup dan komunitas setempat, bahwa muktamar Vatikan Oktober nanti sepatutnya mempertimbangkan pria tengah baya yang pernah menikah untuk menjadi pastor.
Salah satu syaratnya, pria itu adalah sosok yang dihormati di komunitasnya.
Masukan untuk Vatikan itu merujuk pada istilah 'karakter pria yang telah terbukti' untuk mengatasi keterbatasan pastor.
Pria yang masuk kategori ini juga disebut haruslah sosok terkemuka dalam komunitas Katoliknya, serta memiliki keluarga yang telah mapan.
Gagasan itu bisa menjadi perubahan dramatis sejak Konsili Lateran tahun 1123 dan tahun 1139 secara eksplisit melarang pastor menikah. Selama seribu tahun terakhir, gereja Katolik Roma mewajibkan pastor untuk berselibat.
Menghapus peluang menikah secara tidak langsung memastikan bahwa anak atau istri pastor tidak dapat mengklaim aset yang dikuasai sang pastor selama hidupnya. Dengan demikian, hal itu dapat ditanggung oleh otoritas gereja.
Butuh waktu berabad-abad untuk memperluas regulasi tentang pastor berselibat, sebelum akhirnya menjadi norma umum di Gereja Katolik Roma.
Adapun di akhir konferensi gereja Oktober nanti, para peserta akan melakukan pemungutan suara untuk sejumlah ketentuan.
Dokumen regulasi itu selanjutnya akan diserahkan ke Paus. Ia yang bakal mengesahkan atau menolak ketentuan itu menjadi Nasihat Apostolik.
Keputusan itu berpotensi memicu beragam pertanyaan umum terkait sosok Paus Fransiskus sebagai seorang pembaru gereja.
Pada 2013, Paus Fransiskus mendorong publik untuk tidak mendiskriminasi kelompok gay dan mendorong mereka untuk bersatu dengan masyarakat.
"Jika seseorang adalah gay, mencari Tuhan, dan memiliki niat baik, siapakah saya untuk menghakiminya," kata Fransiskus kala itu.
Sejumlah kalangan merasa itu adalah tanda bahwa Paus Fransiskus berniat mengubah doktrin gereja.
Namun, faktanya, akhirnya mengafirmasi posisi Gereja Katolik Roma yang menganggap homoseksual sebagai dosa, walau menilai orientasi seksual bukan bagian dari perbuatan melawan ajaran Tuhan.
Tahun 2009, Gereja Katolik Roma memberi izin khusus pada pastor Anglikan yang menikah untuk bergabung dalam perkumpulan imamat, meski dalam konteks yang berbeda.
Ketika itu, kelompok tradisional Anglikan yang menentang penahbisan perempuan, merasa terpaksa bergabung ke Katolik Roma, yang konsisten menjadikan pastor sebagai hak laki-laki.
Dokumen tahun 2009 itu menjadi dasar pembicaraan kalangan Katolik di Amazon.
Ketika ditanya Januari lalu soal penahbisan laki-laki berkeluarga menjadi pastor, Paus Fransiskus menyebut ia menolak perubahan apa pun atas ketentuan imam Katolik.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...