Vedi Keluhkan Perhatian Pemerintah dalam Pengembangan Riset
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Prof. Dr. Vedi R. Hadiz, ilmuan sosial Indonesia sekaligus dosen di University of Murdoch Australia menyampaikan keluhannya terhadap kurangnya perhatian pemerintah dalam mengembangkan penelitian, terutama di bidang ilmu sosial pada Selasa (16/9) di Gedung LIPI, Jalan Gatot Subroto, Jakarta.
Saat ini, ilmu sosial menurut Vedi sedang kehilangan fungsi kritis. Ilmuwan hanya membuat laporan proyek, bukan penelitian yang memperdalam pengetahuan dan memperlaus wawasan tentang permasalahan sosial.
“Ilmuwan sosial Indonesia adalah yang paling kecil kehadirannya dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya,” ujar Vedi.
Menurutnya, diperlukan terobosan-terobosan baru untuk mengubah kondisi penelitian saat ini.
Dari kondisi tersebut, Vedi menyampaikan ada tiga hal penting yang harus dilakukan agar penelitian sosial di Indonesia meningkat. Pertama, negara harus membiayai secara material penelitian-penelitian ilmu sosial di Indonesia. Kedua, negara menjamin hak independensi peneliti dalam mengatur jadwal penelitiannya. Ketiga, untuk memvalidasi, hasil penelitian ilmu sosial akan mengarah pada standar internasional agar Indonesia dianggap oleh masyarakat secara global.
Untuk mendukung hal itu, diperlukan adanya Dewan Riset Ilmu Sosial (DRIS) di Indonesia. DRIS ini nantinya akan berperan membangun kegiatan penelitian lingkup nasional. DRIS juga akan menentukan agenda penelitian pokok, menjalankan grant-making untuk penelitian sosial, proses peer view yang melibatkan ahli-ahli internasional, program fellowship¸ serta bertanggungjawab mengarahkan mutu penelitian pada standar internasional serta menjaga relevansi pada upaya pemecahan masalah sosial dan pembangunan.
Pandangan Tentang Pemerintahan Jokowi Mendatang
Sementara itu, ketika diminati pendapat soal kepemerintahan Jokowi mendatang, Vedi berpendapat bahwa Jokowi akan menghadapi tes. Tes untuk Jokowi ada dua, yaitu bagaimana ia menangani kabinetnya serta proses konsesi dan negosiasi itu berlangsung.
Tes kedua untuk jangka panjang ialah apa yang akan dia lakukan untuk KPK.
“Kita tahu bahwa hampir semua orang di DPR berkepentingan supaya KPK wewenangnya berkurang, jadi kalau Jokowi berhasil untuk mengatasi atau berniat untuk mengatasi perlawanan dari DPR, dalam hal status KPK ini, kita dapat berharap bahwa hal-hal yang kita bicarakan tadi (terkait dengan kebobrokan pemerintahan) akan berkurang.”
“Kondisi KPK ini menurut saya adalah ajang pertempuran,” Vedi menambahkan. Akan tetapi, ia yakin Jokowi akan tetap mendapat dukungan. Alasannya, Jokowi menang 53 persen dalam Pemilu Juli lalu. Ini menandakan sebagian besar masyarakat berpihak pada Jokowi. Selanjutnya, tim-tim relawan Jokowi memiliki peranan yang sangat penting. “Mereka (tim relawan) berhasil mempertahankan animo mereka pascapemilu, bukan hanya hadir karena ada pemilu saja.” Tutur Vedi.
Ke depannya, Vedi berharap pemerintahan Jokowi akan mengedepankan perhatian terhadap perkembangan penelitian, khususnya di bidang penelitian sosial karena berbagai instansi saat ini sedang membutuhkan penelitian tersebut.
Editor : Bayu Probo
Victor Wembanyama Buat Rekor Langka di NBA
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Victor Wembanyama kembali mencuri perhatian dunia basket dengan mencatatk...