Veto Rusia di DK PBB Bisa Akibatkan Kelaparan di Suriah
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Warga Suriah barat laut yang diperangi memperingatkan pada hari Sabtu (9/7) tentang "malapetaka" menyusul veto oleh Rusia di Dewan Keamanan PBB yang mengancam untuk mengakhiri pengiriman bantuan lintas batas yang penting bagi kelangsungan hidup mereka.
Veto hari Jumat (8/7) atas resolusi yang akan memperpanjang otorisasi untuk pengiriman bantuan PBB melalui penyeberangan Bab al-Hawa di perbatasan Suriah-Turki selama satu tahun sama dengan “kebijakan pengepungan dan kelaparan yang dilakukan Rusia di seluruh Suriah,” kata Mazen Allouch, petugas lintas batas.
Kegagalan untuk memperpanjang otorisasi akan "berfungsi sebagai awal dari kelaparan tak terkendali yang secara langsung akan mengancam ketahanan pangan lebih dari empat juta orang" yang tinggal di barat laut Suriah, katanya kepada AFP.
Mekanisme lintas batas di Bab al-Hawa, yang telah berlaku sejak 2014, berakhir pada hari Minggu (10/7).
Ini adalah satu-satunya penyeberangan di mana bantuan dapat dibawa ke barat laut yang dikuasai pemberontak tanpa menavigasi daerah yang dikendalikan oleh pasukan pemerintah Suriah.
Batas waktu hari Minggu masih menyisakan waktu bagi anggota Dewan Keamanan untuk tetap membuka penyeberangan.
Tetapi kekhawatiran tinggi di Provinsi Idlib, di mana mayoritas penduduk mengungsi dan bergulat dengan kerawanan pangan.
“Semua orang tahu sebagian besar penghuni kamp sangat bergantung pada bantuan ini,” kata Abdulsalam Youssef yang tinggal di pemukiman darurat. Veto Rusia berarti "malapetaka bagi saya."
Lebih dari 4.600 truk bantuan, yang sebagian besar membawa makanan, telah melintasi Bab al-Hawa sepanjang tahun ini, membantu sekitar 2,4 juta orang, menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA).
Pada hari Sabtu, Bab al-Hawa ditutup karena libur Idul Adha, kata seorang koresponden AFP di persimpangan itu. Keheningan yang tenang telah terjadi di daerah perbatasan sejak konvoi bantuan terakhir menyeberang pada Jumat siang.
“Saya berharap Dewan Keamanan akan segera bertemu lagi dan menyepakati jalan ke depan,” kata Mark Cutts, wakil koordinator kemanusiaan regional PBB untuk krisis Suriah.
"Kegagalan untuk memperbarui resolusi untuk bantuan lintas batas akan menjadi bencana bagi lebih dari empat juta orang di barat laut Suriah," katanya. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...