Virus Corona: Pemimpin Gereja Serukan Informasi Akurat serta Doa
SATUHARAPAN.COM – Ketika karantina massal berlanjut di Wuhan dan provinsi-provinsi di sekitarnya di China, pemimpin gereja dari seluruh dunia menyerukan informasi dan pendidikan yang akurat, serta rasa solidaritas terkait wabah virus corona baru.
Jumlah korban tewas di China melampaui angka 600, dan jumlah kasus yang dikonfirmasi sekarang lebih dari 31.000. Ada juga lebih dari 200 kasus infeksi di luar China.
“Sebagai bagian dari satu tubuh manusia, kita menderita bersama dengan mereka yang terkena dampak wabah ini. Doa dan pikiran kami bersama jutaan orang yang terkena dampak. Kami mengingat orang-orang yang telah meninggal dan keluarga mereka yang berduka; orang-orang yang terinfeksi, dan anggota keluarga mereka; dan petugas layanan kesehatan yang melayani masyarakat tanpa pamrih,” kata Pendeta Dr Olav Fykse Tveit, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC), seperti dilansir oikoumene.org, 7 Januari 2020.
“Kami sangat terinspirasi oleh orang-orang Kristen di China, yang memainkan peran penting di garis depan untuk mengatasi penyakit ini.”
Pendeta Dr Manhong Melissa Lin, rekanan Sekretaris Jenderal WCC, Dewan Kristen China dan anggota Komite Eksekutif WCC, mengatakan, “Kami menghargai doa dan solidaritas yang kami terima selama masa yang penuh tantangan ini. Orang-orang Kristen di China telah secara aktif bergabung dengan perjuangan untuk mengatasi virus dengan berdoa; berkontribusi dana, masker, dan perlengkapan medis; dan mengikuti dengan seksama nasihat medis untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Kami percaya, dengan upaya bersama dari semua sektor masyarakat di Tiongkok dan dengan dukungan dari komunitas internasional, dan dengan rahmat Tuhan, kami akan mengatasi krisis ini.”
Pemimpin gereja di seluruh dunia menyatakan niat mereka untuk berdiri bersama pemimpin gereja dan dewan gereja di Asia Timur Laut, dengan menaikkan doa dan melakukan tindakan nyata bagi jemaat mereka yang menghadapi wabah.
“Dalam semangat yang sama, sangat penting komunitas dan pemimpin agama bergantung pada informasi yang andal dan terkini, dan membagikannya, tidak menyerah pada informasi yang salah dan berkontribusi pada kepanikan. Ini adalah penyakit baru, dan banyak yang belum diketahui. Adalah tanggung jawab kami untuk tetap waspada, diperbarui, dan terlibat,” kata Dr Manoj Kurian, Koordinator Aliansi Advokasi Ekumenis WCC.
Wakil Sekretaris Jenderal WCC Prof Dr Isabel Apawo Phiri mengatakan, “Kami tetap berhati-hati untuk memastikan langkah-langkah yang tepat telah diambil untuk mencegah penyebaran epidemi, kita harus ingat ketakutan dan kefanatikan bergerak lebih cepat daripada virus. Komunitas iman perlu menantang individu dan masyarakat luas untuk mengatasi stigma, xenofobia, perundungan, dan diskriminasi orang yang diduga terkena penyakit ini.”
Dr Mwai Makoka, eksekutif program WCC untuk Kesehatan dan Penyembuhan, mengatakan, “Kita sebagai gereja dan masyarakat dipanggil untuk berdoa dan mempraktikkan tindakan pencegahan yang sesuai di masyarakat; bekerja sama dengan petugas kesehatan dan pejabat kesehatan masyarakat; dan mendukung dan mengadvokasi untuk pengembangan perawatan dan vaksin yang diperlukan secara cepat. Epidemi ini datang dalam konteks banyak tantangan dan epidemi kesehatan yang ada. Kita harus memastikan negara-negara yang memiliki sistem kesehatan yang lebih lemah didukung untuk dilengkapi dan dipersiapkan ketika wabah terjadi.” (oikoumene.org)
Editor : Sotyati
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...