Virus Hog Cholera Ditemukan di Sumut
MEDAN, SATUHARAPAN.COM-Kasus kematian babi ternak di Sumatera Utara sudah terjadi di beberapa kabupaten. Dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut menyebutkan, berdasarkan bahwa hasil laboratorium terhadap sampel yang diambil, penyebab kematian babi tersebut adalah virus hog cholera.
Hasil penelitian membuktikan bahwa bukan African Swine Fever (ASF), atau virus demam babi Afrika, menurut tribun-medan.com.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara, Azhar Harahap, bersama Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Mulkan Harahap, mengatakan, virus hog cholera atau kolera babi ini menyebar dengan cepat pada babi ternak.
"Ini ternak babi milik masyarakat. Bukan dari perusahaan peternakan babi," kata Azhar, Rabu (6/11/2019).
Menurut Azhar, virus ini bisa menyebar melalui udara, kotoran, atau tempat pengangkutan ternak babi dan yang berkaitan pada sanitasi.
Laporan lain yang dikutip media menyebutkan bahwa lebih dari 4.000 babi telah mati setelah wabah demam babi di Provinsi Sumatera Utara, dan Azhar Harahap menekankan bahwa virus itu hanya menular ke babi, bukan manusia.
Virus Classical swine fever (CSF), juga dikenal sebagai hog cholera, pertama kali terdeteksi pada bulan September di Kabupaten Dairi provinsi, dan dikatakan badan tersebut akan membuka pos pemantauan di 38 kabupaten/kota.
Menurut perkiraan awal oleh biro statistik Indonesia, Indonesia memproduksi 327.215 ton daging babi tahun lalu, dengan Provinsi Bali yang menghasilkan paling banyak. Sumatera Utara memproduksi sekitar 43.308 ton tahun lalu.
Di Asia, sejumlah wabah virus CSF dan demam babi Afrika terjadi baru-baru ini, dengan yang terakhir memusnahkan banyak babi China, yang merupakan terbesar di dunia.
Epidemi babi selama setahun ini telah memangkas lebih dari 40 persen ternak babi China, dan telah mendorong harga daging yang favorit negara itu ke tingkat yang tinggi.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...