Virus MERS-CoV, Jemaah Haji Indonesia Harus Berhati-hati
RIYADH, SATUHARAPAN.COM – Jemaah haji Indonesia yang akan berangkat melaksanakan ibadah haji di beri peringatan terkait virus yang menyerang pernapasan dan mengakibatkan kematian. Sebab, kasus kematian akibat Virus MERS-COV mulai bermunculan termasuk pada perawat Filipina yang bekerja di Arab Saudi, menurut Departemen Luar Negeri (Deplu) Filipina Selasa(17/9).
MERS-CoV atau Middle East Respiratory Syndrome – Corona Virus, telah menewaskan setengah dari jumlah orang yang terinfeksi. Menurut Centers for Disease Control, hingga saat ini (16/9) dari 114 kasus terpapar MERS-Cov, sudah 54 orang meninggal.
Dr. dr. Fidiansyah, Sp. KJ, MPH. Selaku Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1434H/2013M, mengatakan agar para jemaah haji harus berhati hati agar tidak terpapar dan menyebarkan virus.
Kontak langsung melalui percikan dahak saat batuk atau bersin; kontak tidak langsung melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus, seperti gagang, pintu, pegangan tangga, berjalan tangan, bisa menularkan penyakit itu.
Pencegahan oleh Pemerintah Indonesia
Pemerintah melakukan langkah pencegahan supaya tidak menyebarkan infeksi, apalagi sampai terbawa ke tanah air. Berbagai upaya telah dilakukan misalnya, mengedarkan pamflet Himbauan Bagi Jemaah Haji Agar Kondisi tetap Sehat, karena MERS-CoV ini sangat terkait dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Juga sangat dianjurkan penggunaan Masker.
Perawat Filipina Meninggal karena MERS-CoV
Seorang perawat Filipina di rumah sakit di Riyadh, Arab Saudi adalah pasien pekerja Filipina di Timur Tengah yang meninggal karena penyakit pernapasan akibat MERS-CoV kata pejabat Deplu Filipina (17/9).
“Kedutaan kami di Riyadh menegaskan bahwa staf perawat Filipina (41) di rumah sakit di Riyadh meninggal pada 29/8,” kata juru bicara DFA Raul Hernandez wartawan dalam konferensi pers.
“Berdasarkan laporan medis yang diperoleh Kedutaan Besar, almarhum dinyatakan positif corona virus sebelum kematiannya,” katanya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) termasuk sang perawat memasukkan ke daftar empat korban terbaru dari wabah penyakit itu.
WHO mengatakan dalam sebuah pernyataan 7/9 bahwa ia “tidak diketahui kondisi medis yang mendasari dan menyebabkan ia sakit pada 15/8.”
“Kondisinya memburuk dan ia meninggal pada akhir Agustus. Tidak diketahui apakah itu akibat paparan hewan, atau karena ketularan pasien MERS-CoV yang terkonfirmasi, teridentifikasi. Penyelidikan terhadap sumber infeksi yang sedang terus dilakukan,” kata WHO. (puskeshaji/ channelnewsasia.com/ globalnation.inquirer.net /cdc.gov)
Pengungsi Palestina Kembali ke Kamp Yarmouk, Suriah Pasca Tu...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kamp pengungsi Yarmouk di luar Damaskus dianggap sebagai ibu kota diaspora...