VW dan Ferrostal Akan Investasi di Indonesia
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dua perusahaan asal Jerman, Volkswagen (VW) dan Ferrostall GmbH telah menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia. Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian, Mohamad S Hidayat, seusai menerima kunjungan dari manajemen kedua perusahaan tersebut di kantor Kementerian Perindustrian pada Kamis (22/8).
Perwakilan Pihak VW dari Volkswagen AG, Christian Klinger, datang ke Indonesia untuk melakukan pertemuan dengan local partner-nya, Garuda Mataram Motor. Mereka melakukan pertemuan dalam rangka menjajaki market untuk regional. Investasi VW akan dilakukan dalam bentuk joint venture dengan local partner-nya tersebut. Sementara, Garuda Mataram Motor juga akan melakukan investasi untuk dapat memenuhi kebutuhan lokal.
VW berkomitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk ASEAN. Selama ini VW sudah melakukan riset mendalam mengenai pasar otomotif Indonesia. Keterangan mengenai nilai investasi yang akan direalisasikan oleh VW, baru akan diumumkan ke pihak media pada November 2013.
Produksi awal akan dilakukan di pabrik Indomobil di kawasan Bukit Indah, Cikampek. VW sudah membuat prototype sesuai riset yang mereka lakukan di Indonesia, termasuk mengenai investigasi infrastruktur. Salah satu pilihan VW adalah membuat multi purpose vehicle(MPV). VW juga sedang mempelajari program mobil low emission carbon (LEC) yang dicanangkan oleh pemerintah. Niat investasi yang dilakukan VW ini, dilatar belakangi kesuksesan mereka di China. Lagipula, mereka mengenal dengan baik kompetitor terberat mereka, Jepang.
Sedangkan pertemuan dengan perusahaan petrokomia Ferrostal GmbH, yang langsung dihadiri oleh CEO Ferrostal GmbH, Klaus Lasker, mengatakan realisasi investasi ini akan dilakukan dengan mengembangkan kompleks instalasi petrokimia di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Di proyek tersebut, Ferrostal akan melakukan joint venture dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Namun rencana ini terhalang kendala mengenai alokasi gas untuk industri, lagipula waktu mengenai pembangunan pabrik masih belum dapat dipastikan.
Menanggapi hal ini, Hidayat mengatakan, “Beri saya waktu satu bulan untuk berunding dengan pemerintah. Sebab Indonesia memang membutuhkan investasi untuk daerah Papua. Semua prosedur sudah dijalankan oleh Ferrostaal, termasuk membuat feasibility studies. Dalam perencanaan, ini akan menjadi sebuah kluster atau sebuah kawasan ekonomi untuk petrokiamia. Cita-cita saya membuat industri nasional dapat berkembang. Ini dapat dicapai dengan membangun fundamental industri yang kuat, terutama untuk industri besi dan baja, petrokimia, serta agro dari hulu sampai hilir.” (Kemenperin)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bangladesh Minta Interpol Bantu Tangkap Mantan PM Sheikh Has...
DHAKA, SATUHARAPAN.COM-Sebuah pengadilan khusus di Bangladesh pada hari Selasa (12/11) meminta organ...