Wabah Campak Jangkiti Komunitas Yahudi Los Angeles
LOS ANGELES, SATUHARAPAN.COM - Wabah campak menjangkiti sedikitnya 18 orang di daerah Los Angeles, kata pejabat kesehatan pada Senin (23/1), mengatakan bahwa sebagian dari mereka yang tertular menunjukkan tidak ada bukti vaksinasi.
Pejabat menunjukkan bahwa sedikitnya 16 kasus yang melibatkan orang-orang dari kelompok sosial yang sama, dengan media setempat mengatakan sebagian berasal dari komunitas Yahudi Ortodoks.
“Kami mengonfirmasikan bahwa wabah tersebut sebagian besar terbatas pada orang-orang yang tidak divaksinasi di kelompok sosial tunggal dan penyakit ini menyebar di kalangan kontak pribadi dalam kelompok itu,” kaya Jeffrey Gunzenhauser, petugas kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Los Angeles, kepada AFP.
“Infeksi belum menyebar di masyarakat umum.”
Wabah virus yang sangat menular itu terjadi enam bulan setelah undang-undang vaksin California diberlakukan. Wabah campak yang berasal dari Disneyland pada 2014 menjangkiti 145 orang di seluruh Amerika Serikat dan puluhan lainnya di Kanada dan Meksiko.
Peristiwa itu berujung pada penetapan undang-undang baru di California yang mewajibkan seluruh anak divaksinasi kecuali dokter mengajukan pengecualian karena alasan medis.
Pengecualian karena keyakinan pribadi dan agama tidak diizinkan berdasarkan undang-undang baru.
Gunzenhauser mengatakan wabah campak baru memengaruhi individu berusia di atas 12 tahun.
Dia mengatakan pasien pertama didiagnosis pada awal Desember dan 16 kasus lainnya dilaporkan dalam tiga pekan terakhir 2016. Kasus terakhir didiagnosis pada pekan lalu.
Campak adalah virus sangat yang menular yang hidup di hidung dan tenggorokan orang yang terinfeksi, dan bisa bertahan di udara selama berjam-jam, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat.
Gejala campak meliputi ruam kemerahan, benjolan putih di dalam pipi, demam, pilek dan batuk. (AFP)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...