Wajib Batik dan Peci, Strategi Jokowi Dorong Ekraf
BALIKPAPAN, SATUHARAPAN.COM – Kemajuan ekonomi dan industri kreatif (Ekraf) di Indonesia bergantung kepada sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memantau potensi
“Ekonomi kreatif yang dikehendaki harus dirumuskan secara bersama antara pusat dan daerah,” kata pengamat ekonomi dari Institute for Development and Economic Finance (Indef) Aviliani, dalam sebuah acara di Balikpapan, Selasa (2/12), seperti dikutip Antara.
Aviliani menambahkan pemerintah daerah harus menentukan ekonomi kreatif daerahnya sendiri. Menurut dia dalam menjalankan ekonomi kreatif tidak ada kendala, yang menjadi masalah sebenarnya adalah kebanyakan orang Indonesia kurang kreatif.
“Hal tersebut disebabkan sistem pendidikan kita yang tidak mencetak orang jadi kreatif. Dalam revolusi mental itu seharusnya juga melakukan perubahan pada sistem pendidikan,” kata Aviliani.
Pada anak usia dini seharusnya sudah ada anak yang kreatif, namun Aviliani menyebut kreatifitas untuk berwiraswasta yang terbentuk pada saat kuliah dianggap sudah terlambat.
Pemerintah dalam menggalakkan ekonomi kreatif dicanangkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) lewat langkah kecil dan sederhana yakni mengharuskan para menteri di kabinetnya wajib mengenakan baju batik lengkap dengan peci setiap hari.
"Keinginan kita nantinya yang jadi menteri dan pejabat kalau rapat tidak usah pakai jas tapi pakai batik saja. Saya membayangkan setiap hari, seminggu empat atau lima kali pakai batik dan peci sehari pakai baju putih. Pakai jasnya setahun sekali saja. Dengan demikian industri kecil bisa bergerak,” kata Jokowi beberapa waktu lalu.
Menurut perhitungan Jokowi, dengan menggalakan penggunaan peci setiap hari, akan terjadi lonjakan ekonomi yang besar pada perekonomian industri kecil di Indonesia.
Jokowi menekankan hal-hal seperti itulah yang nantinya akan membantu meningkatkan perekonomian bangsa.
Sementara itu industri ekonomi kreatif di Indonesia juga termasuk dalam salah satu cara terpenting melestarikan budaya Indonesia, seperti yang dilakukan disainer fesyen spesialis batik, Era Soekamto yang mewarisi ratusan motif dari mendiang Iwan Tirta.
Ada 15 jenis ekonomi kreatif, yakni periklanan (advertising), arsitektur, pasar barang seni, kerajinan (craft), disain, fesyen, video, film dan fotografi, permainan interaktif (game), musik, seni pertunjukan (showbiz), penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak (software), televisi dan radio (broadcasting), riset dan pengembangan (R and D) dan kuliner.
Editor : Eben Ezer Siadari
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...