Wali Kota di Filipina Ditembak Mati Saat Upacara Bendera
FILIPINA, SATUHARAPAN.COM – Seorang wali kota di Filipina yang masuk dalam daftar Presiden Rodrigo Duterte untuk para pejabat yang diduga terlibat kasus narkotika, ditembak mati, Senin (2/7), oleh “penembak jitu” pada saat sedang mengikuti upacara pengibaran bendera di siang hari, kata polisi.
Antonio Halili, ditembak di dada oleh satu tembakan dari jarak jauh, sehingga sempat menimbulkan kekacauan dalam upacara pengibaran bendera mingguan di balai kota di Tanauan, di selatan Manila.
Pada saat-saat berikutnya, para peserta yang ketakutan berteriak dan pengawal keamanan wali kota melepaskan tembakan, seperti tampak dalam video dari adegan itu.
Namun, si penembak berhasil melarikan diri dan Halili dinyatakan meninggal di rumah sakit.
Kepala Polisi Kota Tanauan, Renato Mercado, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa tembakan itu dilakukan dari jarak sekitar 150 meter.
“Jarak dari posisi itu luar biasa. Itu tidak bisa dilakukan oleh orang biasa. Keterampilan itu hanya bisa dibandingkan dengan yang dimiliki oleh penembak jitu terlatih,” katanya kepada AFP.
Halili yang kontroversial, telah membandingkan dirinya dengan Duterte karena dia secara terbuka memiliki sikap garis keras seperti presiden terhadap kejahatan dan narkoba.
Namun pada 2017, nama Halili muncul dalam “daftar narko” yang dikeluarkan oleh Presiden Duterte. Daftar itu mencantumkan nama-nama pejabat yang diduga terlibat dalam perdagangan narkotika. Dia menyangkal punya hubungan apa pun dengan kasus narkoba. (voaindonesia.com)
Editor : Sotyati
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...