Wali Kota Seoul Nyatakan Perang terhadap MERS
SEOUL, SATUHARAPAN.COM - Korea Selatan, Jumat (5/6), melaporkan kematian keempat akibat Middle East Respiratory Syndrome (MERS), ketika seorang dokter yang terinfeksi memicu kekhawatiran pelonjakan terbaru dalam kasus tersebut dan mendorong wali kota Seoul menyatakan “perang” terhadap virus itu.
Lima kasus baru semalam menambah jumlah orang yang terinfeksi menjadi 41, dalam wabah MERS terbesar di luar Arab Saudi, dengan hampir 2.000 orang dikarantina atau berada di bawah pengawasan.
Korban meninggal terakhir adalah seorang pasien laki-laki berusia 76 tahun yang meninggal pada Kamis setelah teruji positif terkena virus tersebut pada 21 Mei.
Dikritik karena kurangnya transparansi dalam menangani kecemasan, Departemen Kesehatan akhirnya mengonfirmasi nama rumah sakit tempat pasien pertama yang terinfeksi MERS dirawat.
Kementerian itu mengatakan siapa pun yang mengunjungi rumah sakit di Pyeongtaek, sekitar 65 kilometer sebelah selatan Seoul, antara 15-29 Mei harus melaporkan ke klinik untuk melakukan pemeriksaan.
Pemerintah awalnya menolak untuk menyebutkan nama rumah sakit yang menangani kasus MERS, dengan alasan bahwa hal itu bisa menyebabkan mereka mengalami kerugian.
Hal yang dikhawatirkan adalah dokter yang teruji positif terkena MERS di sebuah rumah sakit besar di Seoul yang diketahui mengikuti beberapa pertemuan publik yang dihadiri 1.500 orang saat dia terinfeksi.
Wali kota Seoul, Park Won-Soon, mengkritik pemerintah karena tidak membagikan informasi tentang pergerakan dokter tersebut, dan mengatakan pemerintahannya akan mengambil langkah untuk memastikan keselamatan masyarakat.
“Mulai sekarang, kota Seoul menyatakan perang terhadap MERS. Kami akan mengambil langkah-langkah dengan cepat dan tegas... untuk melindungi kehidupan dan keselamatan warga negara kita,” kata Park kepada wartawan, Jumat (5/6). (AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...