Wall Street Turun Tajam Tertekan Kekhawatiran atas Ukraina
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Saham-saham di Wall Street berakhir turun turun tajam pada Senin atau Selasa (4/3) pagi WIB, karena para investor mundur dari pasar ekuitas menyusul meningkatnya ketegangan atas Ukraina.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 153,68 poin (0,94 persen) menjadi 16.168,03.
Indeks berbasis luas S&P 500 turun 13,72 poin (0,74 persen) pada 1.845,73, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq merosot 30,82 poin (0,72 persen) menjadi 4.227,30.
Pasar saham AS dilanda aksi jual setelah penurunan tajam di pasar ekuitas Eropa.
"Ini semua tentang pelarian (modal) ke tempat yang aman," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas pada Wedbush Securities.
Pada Senin, Presiden Barack Obama memperingatkan bahwa Amerika Serikat sedang merencanakan sanksi ekonomi dan diplomatik untuk "mengisolasi" Rusia jika negara itu tidak menarik mundur penyerbuannya ke Ukraina.
"Semuanya telah diambil di belakang ... untuk Rusia dan dampak potensial bagi pasar di seluruh dunia," kata James. "Hal yang paling aman untuk dilakukan adalah menjual lebih dulu dan bertanya kemudian."
Raksasa perbankan AS Citigroup mengungkapkan bahwa mereka menerima panggilan dari dua lembaga AS atas undang-undang kepatuhan dengan kerahasiaan bank AS dan anti pencucian uang. Sahamnya turun 2,1 persen.
Komponen Dow Microsoft turun 1,4 persen setelah kepala eksekutif baru Satya Nadella meluncurkan perombakan kepemimpinan yang akan mengakibatkan beberapa eksekutif veteran pergi.
Sebuah laporan bahwa Reynolds American sedang menjajaki tawaran untuk perusahaan rokok saingannya, Lorillard, mengirim sahamnya yang terakhir naik 9,3 persen, naik lagi naik 4,8 persen.
Beberapa saham yang memiliki eksposur ke Rusia menderita, termasuk Yandex, yang mengoperasikan mesin pencari terbesar di Rusia. Yandex jatuh 14,1 persen. Mobile TeleSystems OBSC, yang menyediakan layanan seluler dan broadband di Rusia, kehilangan 7,6 persen.
Harga obligasi naik karena investor mencari investasi "safe haven" di tengah ketidakpastian di Ukraina. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun AS turun menjadi 2,61 persen dari 2,66 persen, sedangkan pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,56 persen dari 3,59 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (AFP)
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...