Wanda: Pikir-Pikir Dulu Jika ditarik PDI Perjuangan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Mantan Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Wanda Hamidah mengatakan, akan pikir-pikir dulu jika PDI Perjuangan menawarinya untuk bergabung.
"Saya akan memikirkan matang-matang jika PDIP menarik untuk bergabung, karena ini bukan keputusan yang mudah. Takutnya setelah masuk partai politik yang dulunya sangat reformis memperjuangkan hak-hak dengan masyarakat setelah 16 tahun sejarah takut terulang,” kata Wanda di sebuah restoran di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (16/9).
Ditanyakan seputar parpol yang akan dimasuki setelah keluar dari partai berlambang matahari itu, Wanda mengaku belum memikirkan untuk pindah ke partai lain.
“Saya akan berpikir 100 kali lagi masuk partai politik, tapi bukan tidak mungkin. Saya akan berpikir panjang bukan keputusan yang mudah untuk masuk partai politik,” ia melanjutkan.
Diakui Wanda, usai diberhentikan sebagai kader dan anggota PAN dirinya akan fokus dalam kegiatan sosial di luar partai politik. Namun, ia menegaskan tetap akan membela kepentingan rakyat tanpa melalui jalur partai politik.
"Saya fokus dengan alumni mahasiswa Indonesia, sebulan ini deklarasikan kelompok ilmiah studi Trisakti. Di luar itu di Komnas PA, aktif di alumni Ikatan Notaris Indonesia. Membela suara rakyat, yang ditindas oligarki parpol," katanya.
Surat pemberhentian Wanda Hamidah sebagai kader PAN, PAN/A/KPTS/KU-SJ/061/VIII/2014 ditandatangani ketua umum PAN, Hatta Rajasa dan Sekjen PAN, Taufik Kurniawan.
"Surat itu ditandatangani 30 Agustus 2014. Dan saya terima Jumat Kemarin 12 September," katanya.
Ia mengatakan alasan pemecatan dirinya karena mendukung Jokowi-JK dalam pemilihan presiden lalu di mana PAN justru mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden yang bersanding dengan ketua umum PAN, Hatta Rajasa.
"Ini konsekuensi logis. Saya menerima pemecatan ini. Saya tidak kecewa dan tidak menyesal atas pemberhentian saya," katanya.
Lanjut kata Wanda, telah memperhitungkan semua dan mengetahui konsekuensi atas pilihannya pada Pilpres lalu. Ada alasan jelas kenapa ia tetap memilih mendukung Jokowi-JK.
"Saya mendukung Pak Jokowi-JK. Karena sosok yang reperesentasi reformis. Itu sesuai platfom PAN. Sosok yang relatif lebih bersih dari kasus HAM, Korupsi, Kolusi dan Nepotisme," katanya.
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...