Wanita Paruh Baya di Australia Rentan Kena Penipuan Internet
QUEENSLAND, SATUHARAPAN.COM - Sebuah penelitian di Australia menyimpulkan bahwa mereka yang berusia paruh baya terutama wanita paling sering menjadi korban penipuan lewat internet.
Para peneliti dari Universitas Griffith di Queensland mengkaji sekitar 400 kasus penipuan yang dikategorikan 'penipuan yang sudah berlangsung lama' untuk mengetahui mengapa korban bisa diyakinkan untuk mengirim uang kepada penipunya.
Peneliti Jacqueline Drew mengatakan penelitian mereka memberikan 'gambaran yang lebih jelas dan meyakinkan' mengenai kelompok usia mana yang paling rentan terkena penipuan internet.
"Dari segi usia adalah mereka yang berusia antara 40-60 tahun, khususnya kami melihat para wanita yang berusia antara 50-60 tahun sangat rentan," kata Drew.
Ini adalah penelitian pertama di Australia yang menggunakan informasi dari hasil wawancara dengan korban dan polisi juga dengan data lain untuk menyelidik mengenai penipuan, termasuk penipuan asmara dan bisnis.
Drew mengatakan kebanyakan korban sebenarnya sudah merasa curiga dengan adanya permintaan pengiriman uang, namun mereka tetap kemudian mengirimkannya.
"Kebanyakan mereka pernah memikirkan apakah harus mengirim uang atau tidak," katanya.
"Apa yang kemudian mereka katakan adalah bahwa mereka bersedia bertaruh untuk melihat apakah usaha mereka akan berhasil."
Angka terbaru menunjukkan bahwa warga Australia dirugikan sekitar $7 juta (sekitar Rp 70 miliar) setiap bulannya karena penipuan lewat internet.
Penelitian menemukan kebanyakan korban sudah rugi sekitar $10 ribu (sekitar Rp 100 juta) sebelum mereka menghentikan pengiriman uang kepada para penipu.
"Yang kami tidak tahu adalah mengapa $10 ribu adalah ambang. Apakah itu merupakan angka maksimum di mana orang merasa bisa mengorbankan dana mereka?” kata Drew.
"Atau di saat itu mereka mulai secara serius mempertanyakan apakah hubungan mereka dengan penipu benar-benar terjadi."
Penelitian juga menemukan bahwa para penipu ini biasanya menggunakan beberapa orang lain untuk meyakinkan si korban bahwa apa yang mereka lakukan benar adanya.
Penelitian ini dilakukan bekerjasama dengan Polisi Queensland dan akan digunakan untuk merancang strategi lebih baik untuk menangkal penipuan lewat internet. (radioaustralia.net.au)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...