Wantimpres: Penyerangan Masjid di Bitung Upaya Adu Domba Lintas Agama
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), Hasyim Muzadi, menilai ratusan massa umat Kristen yang menyerang pembangunan Masjid Asy-Syuhada di Kompleks Aer Ujang, Kelurahan Girian Permai, Kecamatan Giti, Kota Bitung, Sulawesi Utara pada hari Senin (9/11) merupakan cerminan adanya yang berupaya mengadu domba lintas agama.
"Kejadian ini hendaknya membuka mata kita pada dua dimensi, tidak semata-mata dengan kejadian setempat, tetapi juga link gerakan-gerakan global yang memang ingin mengacaukan Indonesia, mengadu domba lintas agama," kata Hasyim Muzadi di Gedung Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya Nomor 62, Jakarta Pusat, hari Kamis (12/11).
Untuk kejadian ini, kata Hasyim Muzadi pekerjaan berat bagi Indonesia ini sebetulnya buka hanya pekerjaan polisi, melainkan juga tugas Badan Intelijen Negara (BIN) untuk mengusutnya sampai tuntas.
"Saya tidak tahu pekerjaan BIN ini cukup dana atau tidak untuk menyelidiki semua kejadian ini," kata dia.
Menurut Hasyim Muzadi, tidak henti-hentinya serangan global untuk mengacaukan dan menyulitkan Indonesia.
"Oleh karenanya persepsi kita bahwa ini masalah agama murni itu salah, agama ini hanya dipakai untuk bertikai dan yang memakai itu mempunyai kepentingan di luar masalah agama. Ini kekacauan Indoensia," kata dia.
Selain itu kata Hasyim Muzadi, rumah ibadah penganut kepercayaan Sapta Darma dibakar massa. Sanggar Sapta Darma di Dukuh Blando, Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah yang bernama Candi Busono itu nanti akan merembet kemana-mana.
"Sama saja itu nanti akan merembet kemana-mana bukan hanya antara agama dan kepercayaan, mungkin sesama Islam dan sebagainya, perlu juga seperti yang dipakai Malaysia, jadi menangkal kejahatan yang berbasis ideologi sejak dini, jangan kalau sudah jadi teroris baru ditangkap tetapi bagaimana pembinaan sejak dini itu saya kira masih perlu," katanya
“Itu masalah hukum, sudah di tangani hukum hanya kita minta jangan salah tangkap. Jadi yang yang harus ditangkap mereka yang bertangung jawab. Jadi yang dilihat itu harus dalam konteks tidak hanya Indonesia, tapi global,” dia menambahkan.
Editor : Eben E. Siadari
Seluruh Pengurus PGI Periode 2024-2029 Dilantik dalam Ibadah...
TORAJA, SATUHARAPAN.COM-Majelis Pekerja Harian (MPH), Badan Pengawas (BP), Majelis Pertimbangan (MP)...