Warga Ahmadiyah di Tasikmalaya Diserang Massa Intoleran
TASIKMALAYA, SATUHARAPAN.COM - Masjid milik jemaat Ahmadiyah dan sejumlah rumah warga di Tasikmalaya, Jawa Barat dirusak dan dibakar massa intoleran, Minggu (5/5) dini hari. Hal ini menambah panjang kasus penyerangan terhadap warga Ahmadiyah di berbagai daerah di Indonesia.
Kasus ini telah mengundang kecaman dari berbagai pihak karena kebebasan beragama tidak dilindungi, konstitusi tidak dijalankan, dan perilaku intoleransi terus berkembang. Kecaman bukan saja terhadap massa intoleransi sebagai pelaku, tetapi juga kepada pemerintah Indonesia yang dinilai membiarkan terus-menerus hal ini terjadi.
Dalam kasus di Tasikmalayan, 24 bangunan milik jemaah Ahmadiyah di Kampung Wanasigra, Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, rusak di serang pada Minggu dini hari (sekitar pukul 01.30 WIB)
Selain itu, sebuah masjid di Kampung Babakan Sindang, Desa Cipakat, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, dibakar sekitar pukul 03.30 WIB. Massa yang menggunakan kendaraan bermotor menyerang masjid dengan melemparkan batu. Massa juga sempat membakar sajadah, Al Quran dan sejumlah kitab di masjid tersebut.
Kedatangan massa itu berkaitan dengan pengajian di masjid Ahmadiyah Kecamatan Salawu, yang berlangsung pada Jumat dan Sabtu. Kejadian tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namun penyerangan tersebut menimbulkan ketakuatan pada warga.
The Wahid Institute, menyebutkan bahwa selain kejadian hari Minggu itu, sebulan sebelumnya ratusan orang dari salah satu ormas menyerbu Pondok Pesantren Al-Idrisiyah di Kampung Pagendingan, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Penyerangan pada hari Sabtu (7/4) malam itu mengakibatkan kerusakan pada madrasah, rumah warga, dan mini market di lingkungan pondok pesantren tersebut.
Kasus ini menambah daftar panjang penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyah. Pada tahun 2012, seperti dicatat oleh Setara Institute, dari 264 kasus penyerangan kelompok intoleran, 34 kasus terjadi pada jemaah Ahmadiyah. Tahun ini, setidaknya sudah beberapa kasus lagi, termasuk di Bekasi, Kuningan dan Tasikmalaya. Jawa barat sendiri merupakan daerah dengan kasus intoleransi terbesar di Indonesia.
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...