Warga Bandarlampung Serbu Daging Beku dari Australia
BANDARLAMPUNG, SATUHARAPAN.COM - Penjualan daging sapi beku yang didatangkan dari Australia ternyata diminati warga Bandarlampung karena selain mempunyai kualitas yang baik, harganya jugajauh lebih murah dibandingkan daging lokal.
Berdasarkan pantauan di salah satu pasar modern di Jl Antasari Bandarlampung, Selasa (4/6), gerai penjualan daging beku impor dipadati warga, karena harganya Rp79.500/kg.
Para pengunjung terlihat membeli daging sapi rata-rata 2-5 kilogram per orang, sementara stok masih cukup.
Daging beku impor itu dipotong dalam ukuran rata-rata satu kilogram sehingga memudahkan pengunjung untuk membeli sesuai kemampuannya.
"Harganya lebih murah dibandingkan di pasar. Beli dua kilogram sekitar Rp159 ribu saja," kata Yanti, salah satu pengujung pasar modern tersebut.
Sementara itu, salah satu karyawan pasar modern menyebutkan penjualan daging beku ramai dalam seminggu terakhir, dan total penjualan sehari berkisar 2-3 ton.
Sementara di pasar modern, harga daging sapi dijual berkisar Rp120.000- Rp130.000/kg, dan stok daging sapi juga cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan warga setempat.
Di Lampung terdapat 11 feedloter atau usaha penggemukan sapi dengan kapasitas kandang 117.700 ekor. Sapi impor yang digemukkan di Lampung didatangkan dari Australia melalui Pelabuhan Panjang, Bandarlampung.
Provinsi Lampung bersama Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat saat ini tercatat sebagai lumbung ternak nasional.
Daging Beku yang Sudah Cair Tidak Baik Lagi Dikonsumsi Karena Sudah Terkontaminasi
Sementara itu, Dinas Perdagangan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, masih menemukan pedagang daging beku yang tidak sesuai ketentuan dengan menjual daging beku dalam kondisi sudah mencair.
"Saat tim Tim Penetrasi Pasar 2019 Kementerian Perdagangan RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke beberapa pasar tradisional, kita masih menemukan pedagang daging beku menjual tidak sesuai standar," kata Kepala Seksi Pengendalian Barang Penting, Anugerahadi di Mataram, Selasa (4/6).
Ia meminta para pedagang tersebut menjaga daging dalam kondisi beku. Kalaupun dibawa ke pasar tradisional, daging harus disimpan dalam kotak pendingin.
"Apalagi, belum lama ini pemerintah telah memberikan bantuan kotak pendingin kepada pedagang daging beku agar kualitas daging beku bisa tetap terjaga hingg ke tangan konsumen," ujarnya.
Terhadap temuan itu, katanya, tim sidak yang berasal dari berbagai unsur memberikan imbauan dan peringatan agar pedagang yang telah menerima pembagian "cold box" lebih memaksimalkan penggunaannya.
Dengan demikian, diharapkan pedagang mengikuti mekanisme standar penjualan daging beku sehingga tetap higienis dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
"Daging beku yang sudah cair tidak baik lagi dikonsumsi karena sudah terkontaminasi," katanya.
Selain itu, tim juga mengimbau para pedagang untuk membantu menjaga stabilitas harga pangan dengan cara mencari keuntungan secara wajar, sehingga tidak muncul gejolak di masyarakat.
"Cold box ini merupakan bantuan dari Kementerian Perdagangan RI yang telah dibagikan sebelumnya kepada para pedagang daging/ikan di Pasar Kebon Roek dan Pasar Dasan Agung Kota Mataram," ujarnya.
Berdasarkan informasi Kota Mataram akan mendapatkan bantuan 25 unit lemari pendingin, dimana 10 unit telah didistribusikan kepada pedagang daging beku di Pasar Kebon Roek dan 8 di Pasar Mandalika.
"Sisanya akan didistribusikan pada setelah Idul Fitri 1440 Hijriah, ke sejumlah pedagang di pasar tradisional lainnya," katanya. (ANTARA)
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...