Warga Kecam Rencana Rusia Musnahkan Daging Babi Selundupan
“Kenapa kita harus menghancurkan makanan yang bisa diberikan kepada para veteran, pensiunan, yang memiliki banyak anggota keluarga atau mereka yang mengalami bencana alam?,” bunyi petisi yang ditujukan kepada Putin dan pemerintah.
MOKSOW, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Rusia menghancurkan 150 ton produk daging babi yang berasal dari Eropa yang masuk ke negara itu secara ilegal dan melanggar aturan larangan impor sebagai balasan terhadap sanksi ekonomi Eropa terhadap Rusia. Selain menghancurkan daging babi, pemerintah Rusia juga akan melenyapkan ratusan ton produk makanan dari negara Barat ke negara yang sedang dihantam krisis tersebut, mulai dari buah dan sayuran hingga keju Prancis.
Pihak berwenang akan mulai membakar produk selundupan tersebut pada Kamis setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan penghancuran makanan, yang masuk dalam daftar hitam Moskow sebagai balasan atas sanksi yang dijatuhkan Barat terkait Ukraina.
Langkah kontroversial tersebut memicu kritikan dari para politikus dan aktivis, serta kemarahan dari sebagian besar rakyat Rusia, yang mengatakan bahwa produk-produk itu bisa diberikan kepada rakyat miskin di negara tersebut.
Pada Rabu, lebih dari 208.000 orang menandatangani sebuah petisi online di situs Change.org, menyerukan agar makanan itu diberikan saja kepada orang-orang yang membutuhkan.
“Kenapa kita harus menghancurkan makanan yang bisa diberikan kepada para veteran, pensiunan, penyandang disabilitas, mereka yang memiliki banyak anggota keluarga atau mereka yang mengalami bencana alam ,” tanya petisi tersebut yang ditujukan kepada Putin dan pemerintah.
Pemimpin Partai Komunis, Gennady Zyuganov, yang biasanya lunak terhadap Kremlin, ikut melontarkan kritik dan menyebut langkah ini sebagai "tindakan ekstrim".
"Saya akan memberikan makanan ini untuk komunitas Kristen Ortodoks, ke rumah anak-anak dan anak yatim '... dan untuk teman-teman kita di Republik Donetsk dan Lugansk (wilayah separatis timur Ukraina)," kata dia dalam sebuah wawancara televisi.
Pembawa acara televisi Vladimir Solovyov, yang dikenal pendukung Kremlin, menulis di Twitter: "Saya tidak mengerti bagaimana sebuah negara yang pernah melewati hidup di tengah kelaparan yang mengerikan akibat perang setelah revolusi dapat menghancurkan makanan."
Perekonomian Rusia terseret ke dalam resesi akibat sanksi dari negara-negara Barat terkait campur tangan Moskow di Ukraina dan jatuhnya harga minyak. Moskow menetapkan embargo terhadap produk-produk Barat, mulai dari apel Polandia hingga daging babi Spanyol.(AFP)
Jenderal Rusia Terbunuh oleh Ledakan di Moskow, Diduga Dilak...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Rabu (18/12) bahwa Rusia ...