Warga Kristen Irak Pulang Mencari Gereja yang Hilang
MOSUL, SATUHARAPAN.COM – Salah satu warga Mosul, Irak, yang meloloskan diri dari tawanan kelompok ekstremis Islamic State Iraq and Syria (ISIS), Basma Al Saoor, kembali ke tempat asalnya. Seperti diberitakan Christian Today, mengutip bbc.com, pada hari Senin (28/11), Al Saoor mencari reruntuhan bangunan yang dahulu menjadi tempat tinggalnya dan juga di sebelahnya terdapat gereja tempat ia beribadah. “Mereka (ISIS) sama saja seperti anak dan cucu setan,” Al Saoor mengungkapkan kegeramannya.
Dalam penuturan kepada Reporter BBC, Richard Galpin, hari Minggu (27/11), Al Saoor hendak mengunjungi gereja Santa Barbara di Keramlech, Irak, dengan ibunya. Di jalan raya mereka melihat banyak reruntuhan bangunan yang telah hancur dan hangus.
Keramlech adalah kota yang berhasil dikuasai militan ISIS dua tahun lalu. Kelompok ekstremis itu mengusir seluruh penduduk kota tersebut. Akibatnya hampir sebagian besar penduduk melarikan diri ke Erbil, Irak. Jika menetap di tempat tersebut dan menolak berpindah keyakinan, mereka akan dibunuh.
Dari tasnya, Al Saoor mengeluarkan foto yang terbakar sebagian. Di foto tersebut tampak salah satu foto pamannya. “Ini adalah yang tersisa dari rumah kami,” kata Al Saoor.
Galpin menuturkan Al Saoor mengajaknya ke sebuah kapel yang tertutup dalam keadaan gelap, dan dipenuhi debu. Kelompok ekstremis tersebut telah mengurung banyak warga setempat dalam sebuah ruangan yang berisi puing-puing, selain itu juga mengubah fungsi sebuah gereja yang terdapat di bawah tanah menjadi kamp militer.
Menurut Christian Today, pasukan Irak berusaha memukul mundur kelompok ekstremis tersebut dari dataran Niniwe, yang selama berabad-abad menjadi tanah air tradisional orang Kristen dan Yazidi di Irak.
Pembebasan Irak dilakukan dengan hati-hati karena banyak penduduk sipil yang rentan yang masih hidup tetapi secara efektif disandera kelompok militan tersebut.
Ketika ISIS mengambil alih Karamlech dan berbagai desa di dekatnya dua tahun lalu, kelompok ekstremis tersebut memerintahkan warga sipil meninggalkan agama mereka dan menyuruh mereka masuk Islam atau dibunuh sehingga banyak orang melarikan diri.
Imam di Gereja Saint Addai di Karamlech, Pastor Paul Thabet, mengatakan patung-patung Yesus, Bunda Maria dan malaikat dirusak, altar ditembaki dan sebuah makam imam dinodai.
Thabet menyerukan pihak-pihak yang bertanggung jawab terkait dengan kerusakan tersebut agar berani menghadapi keadilan, karena muncul kekhawatiran hubungan baik Muslim dan Kristen di wilayah itu akan hancur. .
Laporan Reporter BBC Richard Galpin yang dikutip kembali Christian Today melaporkan bahwa selain tentara Irak, pasukan yang ambil bagian dalam memerangi ISIS antara lain milisi Syiah, Peshmerga tentara Kurdi, milisi Kristen dan beberapa dari suku Sunni.
Dia melaporkan jumlah korban sangat tinggi. Mantan perwira militer dan intelijen Irak meyakini ISIS masih banyak terdapat di Mosul, dan kelompok ekstremis tersebut menyebarkan pelaku bom bunuh diri dan penembak jitu untuk menyerang pasukan Irak ketika mereka mencoba untuk maju.
"Tidak pernah akan mudah untuk mengusir mereka dari Mosul, kecuali para militan tiba-tiba runtuh atau melakukan manuver. Sepertinya pertempuran ini akan berlangsung lama,” kata Galpin. (bbc.com/christiantoday.com)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...