Warga Lereng Merapi Kembali Beraktivitas Seperti Biasa
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Warga lereng Gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali beraktivitas seperti biasa pasca gempa dan semburan asap dari gunung itu, Senin (18/11) pagi.
"Saat ini warga sudah beraktivitas kembali seperti biasa. Sebenarnya hembusan tadi pagi tidak terlalu berpengaruh terhadap warga di Desa Kepuharjo, karena saat ini warga sudah relokasi di daerah yang relatif lebih aman," kata Kepala Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Heri Suprapto.
Warga sekitar Boyolali juga beraktivitas seperti biasa. "Tadi pagi saja saat akan ke kantor abu turun dan gelap," kata Yulius Bagus Triyanto melalui telepon pada satuharapan.com, Senin siang.
BNPB melaporkan, Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Senin menyemburkan asap tebal sejauh dua kilometer sekitar pukul 04.50 hingga 06.00 WIB.
Hembusan disertai suara gemuruh. ini dipicu gempa tektonik lokal di bawah tubuh Gunung Merapi. Sebelumnya tidak ada peningkatan aktivitas Gunung Merapi.
Letusan hari ini lebih besar daripada letusan pada 22 Juli 2013, namun saat ini status masih normal aktif (level I). Saat ini aktivitas gunung pulih kembali. Sedang dilakukan evaluasi di BBPTKG Yogyakarta.
Tidak Mengganggu Penerbangan
Kementerian Perhubungan menyatakan letusan gunung Merapi masih belum mengganggu operasional penerbangan di beberapa bandara komersial di sekitar gunung tersebut.
"Abu letusan gunung Merapi belum ganggu operasional bandara," kata Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhub Bambang S Ervan di Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan, pihaknya akan tetap melakukan pemantauan pascaletusan guna dapat memberitakan perkembangan lebih lanjut terkait letusan tersebut.
"Ditjen Perhubungan Udara akan terus melakukan pemantauan dan akan segera dilaporkan perkembangannya apabila ternyata abu dari letusan gunung Merapi mengganggu penerbangan," katanya.
Muncul Tiga Jalur Baru
Muncul tiga alur berwarna putih di puncak Gunung Merapi sebelah barat menuju hulu Sungai Senowo Kabupaten Magelang pascaletusan freatik gunung berapi tersebut pada Senin pagi.
Petugas Pengamatan Gunung Merapi Pos Babadan, Purwono, di Magelang, Senin, mengatakan tiga alur baru tersebut diduga bekas lontaran material berupa lumpur atau mungkin karena awan panas.
Ia mengatakan, tiga alur putih tersebut berada di hulu Sungai Senowo dengan panjang sekitar 700 meter dari puncak Merapi.
"Kejadian pagi tadi secara visual tidak terpantau dari Pos Babadan karena tertutup kabut. Kami hanya mendengar suara gemuruh," katanya.
Ia mengatakan, tiga alur putih tersebut terlihat pada pukul 08.58 WIB setelah kabut menghilang dari puncak Merapi sisi barat.
Menurut dia alur putih tersebut sangat berbahaya, jika ada penduduk yang dekat dengan wilayah tersebut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Magelang, Joko Sudibyo mengatakan, alur baru itu merupakan bentukan hasil erupsi tadi pagi dan semua mengarah ke aliran Sungai Senowo.
Ia mengimbau masyarakat di kawasan lereng Gunung Merapi untuk selalu waspada, tetapi tidak usah resah.
Menurut dia, masyarakat perlu memahami karakter Gunung Merapi pascaerupsi 2010 karena tidak ada tanda-tanda untuk meletus tiba-tiba ada letusan.
Ia mengatakan, Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di 19 desa menjadi prioritas peningkatan kewaspadaan. (Ant)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...