Warga Menghemat Gas Setelah Kenaikan Harga Elpiji
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Warga Jakarta dan sekitar mengaku harus menghemat penggunaan gas untuk menyiasati kenaikan harga elpiji (LPG) 12 kilogram.
"Masak secukupnya, tidak perlu waktu lama. Misalnya, menggoreng atau menumis," kata Torie, karyawati perusahaan swasta di daerah Jakarta Barat. Ia menghindari membuat hidangan yang rumit agar dapat menghemat penggunaan gas.
Penghematan gas dengan cara memasak makanan sederhana juga dilakukan Nanda Hadiyanti (24), karyawati sebuah perusahaan swasta di Jakarta Pusat. Dia juga harus membatasi keperluan lain untuk dialihkan ke pembelian gas. "Lumayanlah. Perhitungannya, kan uangnya bisa untuk belanja keperluan dapur lainnya," kata Nanda.
Kenaikan harga elpiji 12 kilogram menurut Nanda terasa membebani, dan dia berharap pemerintah tidak lagi menaikkan harga kebutuhan dasar masyarakat, seperti gas, tarif listrik, dan bahan bakar minyak.
Meski juga merasa keberatan, Torie mengatakan tidak ingin beralih ke gas tabung 3 kilogram dengan alasan takut meledak.
Yulhasni, ibu rumah tangga yang tinggal di Bekasi, juga mengatakan tetap menggunakan elpiji 12 kilogram meski harga naik. "Pemakaian saya lumayan banyak," kata Yulhasni.
Dia juga belum mengurangi kebutuhan sehari-hari yang lain. "Kalau mau, yang dikurangi pengeluaran di bagian nonpokok," dia menambahkan.
Kenaikan harga gas tabung 12 kg juga membuat Ety Rosmiati, warga Jakarta Timur, mengurangi frekuensi memasak. Ia lebih sering membeli makanan di warung dekat rumahnya. "Kalau bisa harga diturunin, kan harga bensin yang sempat naik juga turun," katanya.
Pertamina menaikkan harga elpiji ukuran 12 kilogram Rp18.000 per tabung atau sekitar Rp 1.500 per kilogram mulai 2 Januari 2015. Harga elpiji 12 kilogram di Jakarta dan sekitarnya naik menjadi sekitar Rp 140.000 dari Rp 120.000. (antara news)
Editor : Sotyati
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...