Warga Yahudi Unjuk Rasa Jelang Kedatangan Paus ke Tanah Suci
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Menjelang kunjungan Paus Fransiskus ke Palestina dan Israel, kelompok agama dan nasionalis Yahudi berunjuk rasa pada Kamis (22/5) menuntut pemerintah Israel tidak menyerahkan kontrol atas Cenacle. Cenacle, secara tradisi dianggap sebagai tempat Perjamuan Terakhir Yesus dan Murid-murid-Nya.
Para demonstran takut pemerintah bermaksud mengalihkan kekuasaan situs itu ke Vatikan selama kunjungan Fransiskus selama tiga hari melakukan ziarah ke Tanah Suci yang dimulai pada Sabtu (24/5).
Cenacle terletak di kawasan Gunung Sion, Yerusalem Timur. Cenacle—dari bahasa Latin cena, yang berarti makan malam—terletak langsung di atas tempat yang disebut Makam Raja Daud—banyak orang Yahudi percaya bahwa Raja Daud dimakamkan di sini. Kaum Yahudi Ultra-Ortodoks berdoa di lantai pertama bangunan ini setiap hari. Paus dijadwalkan untuk merayakan misa di Cenacle.
Kantor perdana menteri Israel mengatakan pemerintah “tidak memiliki niat untuk memberikan kepemilikan atau kedaulatan atas Makam Daud atau Cenacle pada Vatikan. Ini adalah tuduhan tak berdasar.”
Polisi Israel mengatakan rumor yang berkaitan dengan kemungkinan transfer kontrol cenderung memicu vandalisme terhadap lembaga-lembaga Kristen dalam beberapa pekan terakhir. Para pengacau—diyakini ekstremis Yahudi—menuliskan graffiti “Raja Daud adalah untuk orang-orang Yahudi, Yesus adalah sampah” pada dinding di seberang gereja Yerusalem.
Minggu yang sama, seorang pejabat Katolik Roma menemukan kata-kata “Kematian bagi orang Arab, Kristen dan semua orang yang membenci Israel” dalam bahasa Ibrani disemprotkan di kolom di depan Notre Dame Center di Yerusalem. Notre Dame Center adalah milik Vatikan.
Polisi mengatakan mereka akan memperketat keamanan di tempat-tempat suci Kristen untuk mencegah serangan tambahan selama kunjungan Paus.
Sebuah artikel di surat kabar Israel, Yisrael Hayom mengatakan bahwa dari perspektif ekstremis Yahudi “yang terjadi di ruang di atas, bagi mereka tidak lebih dari penghujatanââ, yang keras dilarang oleh hukum Yahudi dan merupakan penyembahan berhala Kristen di atap makam Raja Daud.”
Monsignor William Shomali, uskup auksilier Latin Patriarkat Yerusalem, mengatakan Vatikan tidak mengejar kepemilikan Cenacle. “Semua diinginkan Vatikan adalah mendapat dua jam bagi orang Kristen untuk berdoa setiap hari di pagi hari sebelum pengunjung mulai mengunjunginya.”
Shomali mengatakan orang Kristen telah berdoa di Cenacle selama 10 abad, “karena konon menjadi tempat Yesus melakukan Perjamuan Terakhir dan tempat dia membasuh kaki 12 murid-Nya. Bagi orang Kristen, itu adalah tempat suci utama.”
Dalam semangat “dialog antaragama,” katanya, “akan menyenangkan bisa memiliki satu tempat suci yang banyak peristiwa diperingati, dan orang-orang dari berbagai agama bisa datang untuk berdoa.”
Yerusalem, ia menekankan, “adalah kota kudus bagi tiga agama.” (huffingtonpost.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...