Warga Yunani Kembali Beribadah di Gereja
ATHENA, SATUHARAPAN.COM - Ribuan warga Yunani kembali beribadah ke gereja, Minggu (17/5), setelah pemerintah mencabut larangan berkumpul karena tingkat penularan virus corona jenis baru (SARS-CoV-2), penyebab COVID-19, mulai turun.
Warga Yunani telah diam di rumah selama berminggu-minggu saat pemerintah memberlakukan pembatasan sosial.
Bagi para jemaat yang berkumpul di halaman Gereja Ayios Spiridonas di Piraeus, beribadah pada Minggu pagi itu merupakan momen spesial. Selama ibadah berlangsung, irama liturgi dari paduan suara disiarkan dengan pengeras suara sampai terdengar ke pelabuhan.
"Saya tidak dapat menggambarkan perasaan ini. Setelah dua setengah bulan karantina, kami bisa ke gereja lagi," kata Stella Kasimati, 76.
"Kami diperbolehkan mengikuti kembali kegiatan yang lama kami tinggalkan selama dua setengah bulan, yaitu pergi ke gereja dan mengikuti perjamuan kudus," kata dia.
Umat Kristiani di Yunani tidak hanya kehilangan momen ibadah mingguan di gereja selama karantina. Mereka juga harus merayakan Hari Paskah, yang jatuh pada 19 April, dalam rumah.
Karantina wilayah di Yunani berlaku sejak pertengahan Maret.
Saat gereja kembali dibuka, bangku panjang diganti dengan kursi-kursi yang ditempatkan di dalam dan halaman gereja guna menerapkan aturan jaga jarak antarjemaat.
Masing-masing kursi ditempatkan dalam jarak dua meter dan selotip berwarna merah dan putih ditempelkan di halaman gereja guna membantu warga jaga jarak.
Tidak hanya itu, sarung tangan sekali pakai dan cairan antiseptik juga tersedia di pintu masuk gereja. Beberapa orang mencium patung orang suci di gereja, tradisi yang banyak dilakukan oleh umat Kristiani Ortodoks di Yunani. Seorang perempuan mengelap patung orang suci itu dengan antiseptik sebelum jemaat lain mendekat.
Pengurus gereja, Petros Anagnostakis (74) mengatakan persiapan membuka kembali rumah ibadah itu berlangsung sekitar satu minggu. "Hari ini adalah perayaan luar biasa, kami gembira dan terharu, ini perayaan luar biasa bagi kami," katanya, tampak terharu.
Sementara itu, para pengunjung gereja bersama-sama membaca Pengakuan Iman kepada Tuhan dan Yesus.
Jumlah pasien positif dan korban jiwa akibat COVID-19 di Yunani lebih rendah dibandingkan dengan negara lain. Catatan per Sabtu (16/5) menunjukkan 2.819 orang positif tertular virus dan 162 orang di antaranya meninggal dunia.
"Bagi saya, ini merupakan suatu keajaiban di Yunani tidak banyak korban jiwa dan orang yang sakit," kata Kasimati. "Aku percaya itu karena pertolongan Tuhan," ujar dia. (Reuters)
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...