Warna-warni Busana Daerah di Upacara 17 Agustus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ada pemandangan baru dalam Upacara Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-72 di Istana Merdeka, 17 Agustus 2017.
Hadir Presiden ke-3 RI BJ Habibie, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri, Presiden ke-6 Soesilo Bambang Yudhoyono dan Ani Yudhoyono, Sinta Nuriyah Abdurahman Wahid, istri Presiden ke-4 Abdurahman Wahid (alm), Wakil Presiden ke-6 Try Sutrisno dan Tuti Try Sutrisno, Karlinah Umar Wirahadikusumah yang istri Wakil Presiden ke-3 Umar Wirahadisukumah (alm), dan Wakil Presiden era Soesilo Bambang Yudhoyono, Boediono dan Herawati Boediono.
Pemandangan baru lain, terasa istimewa saat melihat sebagian yang hadir mengenakan pakaian adat. Habibie mengenakan pakaian adat Bugis. Presiden Joko Widodo memilih mengenakan pakaian adat Kalimantan Selatan, sementara Ibu Negara Iriana Joko Widodo mengenakan pakaian adat Sumatera Barat (Minang). Wakil Presiden Jusuf Kalla mengenakan pakaian adat Bugis.
Tampak hadir pula Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang yang mengenakan pakaian adat Minangkabau, Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly dengan pakaian adat dari Nias, Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung dengan pakain adat DIY, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan baju adat Kesultanan Buton Provinsi Sulawesi Tenggara, dan istrinya, Trisna Willy, mengenakan pakaian baju dari daerah Baubau, seperti dilansir dari kemenag.go.id.
Trisna Willy Lukman Hakim mengatakan, pakaian yang dikenakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin merupakan pakaian saat penghormatan atas penganugerahan gelar Laode yang diterimanya pada bulan Maret 2017.
Hadir juga, Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan istri, Tri Suswati. Berbalut seragam lengkap, Jenderal Tito mengenakan tutup kepala salah satu suku di Papua, sementara Tri Suswati mengenakan pakaian adat Papua. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengenakan seragam TNI lengkap, sementara sang istri mengenakan pakaian adat Daerah Istimewa Yogyakarta.
Perancang mode Musa Widyatmodjo mengaku apa yang dia impikan sejak lama, busana adat tetap dilestarikan, mulai terwujud lewat upacara akbar kemarin. “Senang sekali melihatnya, sudah lama mengimpikan pemandangan seperti itu bisa disaksikan secara luas, walaupun belum sempurna,” katanya, dalam perbincangan melalui media sosial Jumat (18/8) pagi.
“Bravo Pak Jokowi dan Ibu Iriana,” ia menambahkan.
Semoga membawa angin segar ke depan, walaupun dimulai dengan kekurangan. Musa melihat masih ada kerancuan pemahaman atau ketidakpahaman atas kategori antara busana nasional, busana adat, busana daerah, atau busana lintas Nusantara. “Banyak yang tidak tepat menyebutkannya,” kata Musa.
Menurut Musa, hal itu disebabkan selama ini pemerintah dan bangsa ini belum sepenuhnya memahami pentingnya memelihara warisan, “Sebagai bentukmenjaga harkat dan martabat.”
Editor : Sotyati
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...