Warner Bros Garap Film Memoar Fotografer Perang
SATUHARAPAN.COM – Warner Bros mendapatkan hak untuk mendistribusikan film terbaru berjudul It’s What I Do: A Photographer’s Life Of Love And War, kisah hidup Lynsey Addario.
Addario adalah fotografer Amerika yang menghabiskan waktunya di zona perang, mulai dari Afghanistan sampai ke Kongo dan Somalia. Ia berada di Afghanistan pascaserangan 11 September, termasuk ketika rezim Taliban berkuasa. Addario juga sempat merekam perang Irak, menyaksikan para korban genosida di Dafur, Somalia, dan menjadi saksi pemerkosaan perempuan di Kongo.
Ibu seorang anak ini adalah salah satu dari sedikit perempuan yang mau terjun ke medan pertempuran. Bahkan, Addario juga pernah diculik oleh kelompok pro-Khadafi saat perang sipil Libia.
Memoar itu sudah menjadi isu hangat sejak dikutip oleh The New York Times Magazine, tentang kehidupan seorang perempuan yang pergi ke kawasan perang untuk mencari kebenaran.
Film It’s What I Do: A Photographer’s Life Of Love And War dibintangi aktris muda Hollywood, Jennifer Lawrence, dan disutradarai oleh Steven Spielberg. Andrew Lazar menjadi produser film ini.
Proyek ini merupakan proyek besar kedua yang mengusung kisah nyata bagi aktris Jennifer Lawrence. Pada Januari lalu, Lawrence bersama sutradara film Hunger Games, Francis Lawrence, merilis The Dive, film yang mengisahkan cinta sejati penyelam Kuba, Francisco 'Pipin' Ferreras, dengan penyelam Prancis, Audrey Mestre.
Saat ini, Lawrence tengah menyelesaikan Joy, karya film yang menceritakan tokoh pengusaha Joy Mangano dan penemu miracle mop.
Spielberg, Lazar, dan Warner juga pernah bekerja sama saat memproduksi film American Sniper, sebelum Spielberg meninggalkan proyek tersebut karena masalah anggaran. (deadline.com/hollywoodreporter.com)
Editor : Sotyati
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...