Wartawan AFP Dipukuli Saat Memotret Lokasi Pembunuhan Jenderal
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM – Jurnalis sekaligus koresponden AFP di Burundi, Esdras Ndikumana, mengatakan dia ditahan aparat keamanan pemerintah dan dipukuli dengan kejam pada Minggu (02/08) di lokasi kejadian pembunuhan seorang jenderal penting.
Ndikumana, yang juga bekerja untuk stasiun radio RFI Prancis, mengatakan dia memotret lokasi penyerangan di ibu kota Bujumbura saat dia ditahan sejumlah anggota Dinas Intelijen Nasional (National Intelligence Service atau SNR) dan dibawa ke kantor mereka.
Dia ditahan sekitar dua jam. Selama penahanan itu dia mengatakan dia dipukuli secara kejam di bagian punggung, lengan dan telapak kakinya.
Dia lalu dibebaskan dan dirawat, dengan mengalami sejumlah luka dan juga diduga menderita patah tulang jari.
Direktur pemberitaan global AFP Michele Leridon menyatakan dia “sangat terkejut” dengan penyerangan itu.
“Kami akan meminta penjelasan dari pihak berwenang di Burundi dan jaminan bahwa insiden semacam itu tidak akan terjadi kembali,” menurut pernyataannya.
“Koresponden kami harus bisa terus melaksanakan tugasnya dengan kondisi sangat aman.”
Krisis politik di Burundi memaksa banyak media netral ditutup dan sebagian besar jurnalis mengungsi dari negara itu atau bersembunyi karena terdapat ancaman dan penyerangan.
Pengawas media Reporters Without Borders, Senin (03/08), mengecam “serangan keji” terhadap seorang itu .Sekretaris jenderal Reporters Without Borders, Christophe Deloire, mengatakan bahwa dia “terkejut dan marah” atas serangan tersebut.
“Serangan keji” tersebut “sama saja dengan penyiksaan,” tambah Deloire, yang meminta pihak berwenang untuk “segera membuka penyelidikan untuk mengidentifikasi dan menghukum mereka yang melancarkan aksi barbar ini.” (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...