Wartawan Kuba Meliput di Gedung Putih untuk Pertama Kalinya
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Untuk pertama kalinya dalam sejarah wartawan Kuba mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan dalam sebuah jumpa pers di Gedung Putih yang dipimpin oleh Sekretaris Pers, Josh Earnest pada hari Kamis (21/5).
"Selamat datang di Amerika Serikat dan di Gedung Putih," kata Earnest kepada sekelompok wartawan Kuba yang hadir pada kesempatan itu sebelum memberi kesempatan kepada salah seorang dari antara mereka, yang mengidentifikasi diri sebagai wartawan dari jaringan televisi yang berafiliasi kepada pemerintah pusat Kuba, untuk mengajukan pertanyaan.
Lalu wartawan tersebut mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus. "Pertama, menurut Anda apakah mungkin untuk melihat skenario di mana kita akan membuka kedutaan besar di Havana dan Washington? Dalam skenario itu di masa depan, apakah pemerintah (AS) akan berkomitmen untuk lebih menghormati Konvensi Wina terkait dengan perilaku para diplomat Amerika di Havana?," tanya dia, sebagaimana dikutip oleh abcnews.go.com.
Setelah menegaskan harapan bahwa Amerika Serikat dan Kuba akan saling membuka kembali kedutaan di negara masing-masing, Earnest mengatakan sudah merupakan prioritas bahwa kedua negara akan mencapai kesepakatan yang memberikan peluang bagi para diplomat di Kuba melakukan "apa yang mereka lakukan juga di negara mana pun di dunia, yang berarti hal itu tidak saja menyangkut keterlibatan sesama pemimpin di pemerintahan melainkan juga keterlibatan diantara rakyat."
Hadirnya sekelompok jurnalis Kuba di Gedung Putih oleh media dianggap sebagai bukti lebih lanjut bahwa sisa-sisa permusuhan Perang Dingin, terutama antara AS dan Kuba, semakin berkurang.
AFP melaporkan, sembilan jurnalis dari Kuba itu menyeberangi Selat Florida untuk meliput pembicaraan yang bertujuan memulihkan kembali hubungan diplomatik yang saat ini tengah berlangsung di AS.
Meskipun negosiasi tersebut diadakan di Kementerian Luar Negeri di Washington, sejumlah jurnalis dan seorang pejabat pemerintah Kuba juga diundang untuk mengunjungi pusat pemerintahan Amerika Serikat (AS).
Seperti kebanyakan koresponden Gedung Putih pada umumnya, wartawan Kuba menggunakan kesempatan untuk mengajukan sejumlah pertanyaan sekaligus: mengenai pembukaan kedutaan, kebebasan diplomatik, keinginan AS untuk mengganti rezim, pencairan hubungan dan laju reformasi di Kuba.
Terkait pertemuan bersejarah baru-baru ini antara Presiden Barack Obama dan Raul Castro, Earnets menekankan koordinasi, kerja sama dan tujuan bersama dengan Havana, namun terdapat juga kritik terhadap pemerintah Kuba.
“Kami sangat mengkhawatirkan cara pemerintah Kuba yang sering gagal menghormati dasar-dasar HAM universal,” ujarnya.
“Terlalu banyak aktivis politik dan jurnalis Kuba, yang kebebasan berbicara, berkumpul dan berekspresinya dihambat pemerintah Kuba.”
Editor : Eben Ezer Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...