Wartawan Sudan Selatan Disiksa dan Dibuang di Kuburan
NAIROBI, SATUHARAPAN.COM - Seorang wartawan Sudan Selatan diculik, disiksa, dibakar dan kemudian dibuang di dekat sebuah kuburan, menurut laporan pada hari Selasa (8/3), dalam serangan terbaru terhadap media di negara yang dilanda perang tersebut.
Serangan terhadap wartawan Joseph Afandy terjadi saat ia baru saja keluar dari tahanan setelah dihukum dua bulan penjara tanpa tuduhan oleh pasukan keamanan, dari Desember hingga Februari, usai mengkritik penanganan pemerintah terhadap perang saudara yang berlangsung selama dua tahun.
Afandy, yang dilaporkan diculik pada hari Jumat oleh orang tidak dikenal di dalam sebuah mobil berwarna putih dengan jendela gelap, menelepon untuk meminta bantuan setelah ia dibuang di dekat kuburan.
“Kami menemukan dia dalam kondisi yang buruk - dipukuli dan kakinya dibakar,” kata rekannya bernama Ibrahim Awuol kepada Radio Eye Juba, hari Selasa.
Afandy sekarang berada di rumah sakit.
Beberapa kelompok HAM menuduh pasukan keamanan telah menindak wartawan, untuk memberangus perdebatan tentang bagaimana mengakhiri perang sipil yang sudah merenggut puluhan ribu orang nyawa tersebut sejak Desember 2013.
Tujuh wartawan tewas tahun lalu saat meliput konflik. Beberapa terperangkap dalam pertempuran, seorang reporter juga ditembak pada Agustus dalam serangan.
Wartawan George Livio, yang bekerja untuk Radio Miraya dukungan Perserikatan Bangsa-Bangsa di kota Wau, masih ditahan sejak ia ditangkap pada Agustus 2014 lalu.
Pengawas kebebasan pers Internasional, Reporters Without Borders, menempatkan Sudan Selatan sebagai negara ke-125 dari 180 negara terburuk di dunia. (AFP/Ant)
Editor : Bayu Probo
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...