Wartawan Tiongkok Dicekal karena Ungkap Bencana Kelaparan
BEIJING, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Tiongkok mencekal seorang veteran jurnalis yang pernah bekerja di kantor berita negara, Xinhua, Yan Jisheng sehigga tidak dapat pergi ke Amerika Serikat untuk menerima penghargaan untuk dirinya.
Diduga Yang Jisheng dicekal karena menulis salah satu bagian kelam dari rezim otoriter Tiongkok dalam buku terbarunya, yaitu tentang bencana kelaparan yang pernah dialami negaranya yang membunuh jutaan penduduk.
Yang Jisheng dilarang bepergian ke AS untuk menerima penghargaan atas buku karyanya setebal 1.200 hhalaman, yang dianggap sebagai catatan paling otoritatif mengenai tragedi kepemimpinan Komunis Tiongkok yang sampai saat ini masih dicoba disembunyikan. Dalam bukunya, Yang Jisheng secara cermat mendokumentasikan jumlah korban bencana kelaparan yang mengerikan pada rentang waktu 1958-1961. Karya ini telah dipilih oleh Harvard University untuk memperoleh penghargaan Louis M Lyons Award pada Desember lalu.
Karyanya itu terbit pada tahun 2008 dengan judul "Tombstone: The Great Chinese Famine 1958-1962." Bencana kelaparan itu, menurut perkiraan Yang Jisheng, telah membunuh sedikitnya 36 juta penduduk, termasuk ayahnya sendiri.
Yang Jisheng seharusnya berangkat ke Massachusetts pada bulan Maret untuk menerima penghargaan itu, kata laporan The Guardian.
"Karya Yang berbicara untuk mendukung upaya setiap wartawan di dunia dalam menghadapi hambatan secara global dalam pelaporan. Sekarang, lebih dari sebelumnya dunia membutuhkan jurnalis yang berani dan berdedikasi seperti Yang. Ia adalah teladan bagi siapa saja yang berusaha untuk mendokumentasikan perjuangan gelap dan sulit manusia, " bunyi pernyataan Nieman Foundation for pada Desember 2015.
Sebelumnya, Yang Jisheng diizinkan untuk bebergian ke sejumlah negara untuk menerima penghargaan internasional atas bukuya. November lalu, Yang Jisheng berangkat ke Swedia untuk menerima penghargaan Stieg Larsson atas keberanian jurnalistik yang telah ditunjukkannya "dalam menemukan dan mengatakan kebenaran" tentang kelaparan.
Meskipun buku ini belum pernah dirilis di Tiongkok, ia dipuji oleh masyarakat internasional. Namun, sayangnya kali ini kantor berita Xinhua telah melarang dia untuk bepergian ke AS untuk menerima penghargaan untuknya.
Partai Komunis Tiongkok sangat ketat untuk hal-hal yang mungkin merusak citra negara itu, dan karya seperti yang dibuat oleh Yang Jisheng dianggap sangat berbahaya.
Editor : Eben E. Siadari
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...