Wartawan Washington Post Ditahan di Iran
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Jason Rezaian, koresponden The Washington Post yang bertugas di Teheran, diduga ditahan di Iran, demikian The Post mengungkapkan pada Kamis (24/7).
The Post melaporkan, istri Rezaian, Yeganeh Salehi, dan dua lainnya, juga ditahan Selasa (22/7) malam. Rezaian memegang kewarganegaraan ganda, Amerika dan Iran, sementara Salehi, koresponden untuk surat kabar The National yang berbasis di Uni Emirat Arab, adalah warga negara Iran dan telah mengajukan izin menetap di Amerika.
The Post, seperti dilaporkan huffingtonpost.com, tidak menyebutkan nama dua warga Amerika lainnya yang ditahan, tetapi mengidentifikasi mereka sebagai jurnalis foto freelance.
Tidak jelas mengapa Pemerintah Iran menahan mereka. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Marie Harf mengatakan kepada The Post bahwa pemerintah mendengar laporan tentang penahanan itu, tetapi tidak dapat memberikan informasi tambahan.
Douglas Jehl, editor bidang luar negeri The Post, menyatakan kepada HuffPost bahwa The Post "menerima laporan kredibel" bahwa empat orang itu ditahan.
"Kami sangat risau dengan berita itu dan memprihatinkan kesejahteraan Jason, Yeganeh, dan dua orang lainnya, yang dilaporkan telah ditahan," kata Jehl. "Jason jurnalis berpengalaman, berpengetahuan luas, dengan karya-karya yang diakui, layak mendapatkan perlindungan."
Rezaian berbasis di Iran sejak 2008 dan bekerja untuk The Post sejak 2012. Pada Jumat lalu dia mengirim laporan dari Wina tentang pembicaraan program nuklir Iran.
Laura Rozen, reporter Al Monitor, melaporkan melalui akun Twitter-nya melihat Rezaian pada Sabtu keesokannya, sedang bersiap terbang kembali malam itu ke Teheran.
Thomas Erdbrink, Kepala Biro New York Times di Teheran, mengutuk penangkapan itu, dan Committee to Protect Journalists (CPJ, Komite Perlindungan Wartawan) mengatakan "cemas" mendengar laporan The Post.
"Kami menyerukan kepada Pemerintah Iran untuk segera menjelaskan mengapa Jason Rezaian, Yeganeh Salehi, dan dua wartawan lainnya ditahan, dan kami menyerukan pembebasan mereka segera," kata Sherif Mansour, Koordinator Program CPJ untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, dalam sebuah pernyataan, "Iran memiliki catatan buruk dalam hal perlakuan terhadap wartawan di penjara. Kami menganggap Pemerintah Iran bertanggung jawab atas keselamatan mereka.
"Iran, rezim otoriter, mengontrol ketat media domestik dan telah menahan wartawan asing di masa lalu. Saat ini ada 35 wartawan di penjara di Iran, menurut CPJ. (huffingtonpost.com)
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...