Waspadai Anak Praremaja Kena Gejala Manik

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebuah penelitian terbaru telah menyoroti bahwa penggunaan layar yang berlebihan melalui SMS, menonton video, atau bermain gim video dapat memicu gejala manik pada anak praremaja.
Dikutip dari Medical Daily, Minggu (9/3), sebuah penelitian skala besar yang diterbitkan dalam Social Psychiatry and Psychiatric Epidemiology melibatkan 9.243 anak berusia 10 dan 11 tahun telah menjelaskan potensi risiko kesehatan mental dari penggunaan layar yang berlebihan.
Penelitian tersebut mengeksplorasi bagaimana keterlibatan yang besar dengan media sosial, gim video, SMS, dan streaming video memengaruhi pikiran anak muda.
Untuk lebih memahami hubungan antara waktu menonton layar dan kesehatan mental, para peneliti dari penelitian terbaru menganalisis data dari studi Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD), studi jangka panjang terbesar tentang perkembangan otak di Amerika Serikat.
Mereka meneliti kebiasaan khas ribuan praremaja dalam menggunakan layar, menyelidiki apakah penggunaan media sosial, gim video, dan SMS yang berlebihan dikaitkan dengan gejala manik atau hipomanik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menghabiskan terlalu banyak waktu di depan layar memiliki peluang lebih besar untuk mengembangkan harga diri yang tinggi, kebutuhan tidur yang berkurang, mudah teralihkan, bicara cepat, pikiran yang tidak terkendali, dan impulsivitas - perilaku yang merupakan ciri khas episode manik, ciri utama gangguan spektrum bipolar.
"Masa remaja adalah masa yang sangat rentan untuk mengembangkan gangguan spektrum bipolar. Mengingat bahwa timbulnya gejala lebih awal dikaitkan dengan hasil yang lebih parah dan kronis, penting untuk memahami apa yang mungkin berkontribusi terhadap timbulnya atau memburuknya gejala manik pada remaja," kata penulis pertama penelitian Dr. Jason Nagata dalam rilis berita.
Para peneliti juga mencatat bahwa remaja Amerika sekarang menghabiskan rata-rata lebih dari delapan jam sehari di depan layar, dua kali lipat dari rata-rata sebelum pandemi, bertepatan dengan meningkatnya masalah kesehatan mental.
"Studi ini menggarisbawahi pentingnya menumbuhkan kebiasaan penggunaan layar yang sehat sejak dini. Penelitian di masa mendatang dapat membantu kita lebih memahami perilaku dan mekanisme otak yang menghubungkan penggunaan layar dengan gejala manik untuk membantu menginformasikan upaya pencegahan dan intervensi," kata rekan penulis Kyle Ganson.
Meskipun waktu menonton layar menawarkan manfaat edukasi, Dr. Nagata memperingatkan bahwa orang tua harus memperhatikan potensi risiko dan mengetahui pentingnya menyeimbangkan penggunaannya untuk melindungi kesehatan mental.
"Keluarga dapat mengembangkan rencana media yang dapat mencakup waktu bebas layar sebelum tidur," kata Dr. Nagata.

Pakistan: Kelompok Militan Sandera 450 Penumpang Kereta Api
ISLAMABAD, SATUHARAPAN.COM-Militan bersenjata menyandera ratusan penumpang kereta pada hari Selasa (...