Loading...
SAINS
Penulis: Kartika Virgianti 18:50 WIB | Minggu, 09 Februari 2014

Waspadai Zat-zat Penganggu Metabolisme dalam Teh Hijau

Seluruh pembicara pada Press Conference Peluncuran Produk Ichi Ocha (Kiri ke kanan) Clinical Dietitian dan pakar di bidang Disease Prevention and Sport Nutrition, Emilia E. Achmadi, MS. RD.; Direktur PT IASB, Anastasia Sutadji; Direktur PT IASB, Mr. Yoshimi Miyano; Board of Director PT Indofood CBP Sukses Makmur, Bapak Yungky Setiawan; President Director PT Indofood Asahi Beverage Makmur, Mr. Hiroshi Kawasita; dan Yuki Kato, artis dan penikmat teh hijau. (Foto: Kartika V.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Di dalam teh hijau terdapat kandungan katekin tertinggi, yang memiliki fungsi antioksidan dan banyak keuntungan lainnya. Tapi perlu diketahui juga, selain katekin terdapat kandungan zat lain yang justru bekerja sebagai penghambat (counter) penyerapan zat-zat lain yang penting bagi tubuh.

Ketika bicara mengenai hidup sehat, maka akan selalu ada istilah keseimbangan menurut Clinical Dietitian dan pakar di bidang Disease Prevention and Sport Nutrition, Emilia E. Achmadi, MS. RD., yang dia jelaskan usai Press Conference Peluncuran Ichi Ocha, bertempat di The Only One Club FX, Jalan Jend. Sudirman, Jakarta Selatan (6/2).

Artinya, kita juga perlu tahu bagaimana kita bisa memposisikan makanan dan minuman yang kita konsumsi pada porsi yang tepat, termasuk dalam mengkonsumsi teh hijau.

Kafein  

Kafein yang sedikit terkandung dalam teh hijau membuat metabolisme tubuh meningkat, dan juga berfungsi menstimulasi sistem saraf. Sebenarnya asupan kafein dalam teh tidak perlu terlalu dikhawatirkan selama porsi yang dikonsumsinya seimbang.

Tanin

Di dalam teh hijau juga mengandung tanin, yang dikenal sebagai zat yang bisa menghambat penyerapan zat besi. Oleh sebab itu batasan konsumsi juga perlu diperhatikan.

Sebanyak 2-3 porsi teh hijau, tanin yang masuk ke dalam tubuh tidak terlalu signifikan untuk mengganggu penyerapan zat besi, jadi tidak usah khawatir. Cara menyiasati zat tanin itu sendiri yaitu dengan tidak mengkonsumsi teh hijau bersamaan dengan makanan.

Oksalat

Zat oksalat juga terdapat dalam teh. Asupan oksalat apabila dibarengi dengan konsumsi makanan yang mengandung kalsium tinggi, misalnya kacang-kacangan, atau suplemen kalsium dalam jumlah besar, akan mencetuskan batu ginjal. Oksalat bukan hanya ada dalam teh, tetapi juga dalam cokelat, minuman bir.

Sifat Diuretik

Teh hijau juga punya sifat diuretik dalam konsumsi jumlah besar, yang membuat kita merasa ingin buang air kecil, akibatnya tubuh kita bisa kekurangan banyak cairan. Cairan dalam tubuh kita memiliki berat sekitar 75 persen dari berat badan. Jika kehilangan cairan, hal ini yang juga bisa menurunkan berat badan.

Tapi perlu dicatat, berat badan yang turun lantaran kehilangan cairan sangat tidak dianjurkan oleh Emil. Oleh sebab itu, ia sedikit menghimbau agar kita berhati-hati terhadap produk obat herbal penurun berat badan yang memiliki efek samping sering buang air kecil.

Be aware, mereka tidak mengajarkan bagaimana mengatur pola makan yang benar, meningkatkan aktifitas fisik. Melainkan hanya mengeluarkan cairan, sedangkan komposisi lemak dan otot tubuh tidak berkurang terlalu banyak.” imbau dia.

Bagaimanapun, sekitar 75 persen tubuh kita adalah cairan, tapi jangan coba-coba mengganti fungsi air putih dengan cairan lainnya, katakanlah seperti susu, kopi, teh, minuman soda, dan minuman jenis lainnya.

Jadi usahakanlah minum air putih, bahkan ketika kita minum segelas susu yang menyehatkan sekalipun, seimbangkan dengan minum segelas air putih. Hal ini penting untuk menjaga kerja ginjal.

Meminum teh meskipun bentuknya cair, namun ada komponen yang bukan air. Sedangkan yang diperlukan ginjal untuk mengeluarkan toksin adalah air putih.

Pemberian pada Balita

Meskipun teh hijau menyehatkan, kita tetap perlu bijaksana dalam memberikan kepada anak-anak balita. Pada balita tidak sebaiknya diberikan teh hijau, karena mereka masih harus mengejar proses pertumbuhan seperti minum susu, minum air putih, dan makanan yang lain. Teh hijau kemungkinan bisa mengganggu asupan tersebut.

Sedangkan untuk anak-anak usia sekolah dasar, teh hijau menjadi hal yang sudah diperbolehkan dengan catatan, orang tua tetap bijaksana memberikan porsi yang tepat, terlebih jika si anak kondisi tubuhnya obesitas.

Gula

Gula menjadi paranoia baru dalam masyarakat, tapi bukan berarti kita harus memusuhi gula (kecuali gula sintetik). Maka yang perlu diperhatikan bagaimana cara orang mengkonsumsi gula itu sendiri.

Caranya, dengan mengkonsumsi suatu produk yang kandungan gulanya dikontrol dengan angka kecukupan gizi, contohnya seperti yang tertera pada botol kemasan Ichi Ocha yang berdasarkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) dan sesuai Angka Kecukupan Gizi (AKG) dengan batasan 20 persen.

Standar WHO mengatakan bahwa setiap produk dianggap baik dan boleh dikonsumsi apabila kandungan gulanya di bawah angka 20 persen AKG, produk tersebut boleh dikonsumsi.

“Takaran gula setiap sendok makan sama dengan 14 gram, dan di dalam kemasan 350 ml Ichi Ocha ini terdapat 27 gram gula, yang berarti kurang dari 20 persen dari standar yang ditetapkan. Tetapi porsi dalam konsumsinya tergantung aktifitas tubuh, jika aktifitas fisik cukup aktif, konsumsi gula boleh lebih.” Emil menambahkan.

Boleh Asal Seimbang

“Segala hal dalam hidup selalu ada batasannya. Contohnya, Vitamin C bagus tidak buat tubuh? Definitely. Boleh tidak dikonsumsi sebanyak-banyaknya? Well, not really.” tutur Emil.

Batasan normal konsumsi teh hijau untuk orang rata-rata adalah 2-3 porsi per hari ekivalen dengan sekitar 750 cc. Tentunya angka ini tergantung dari aktifitas kita, semakin aktif, jumlah yang dikonsumsi boleh lebih dari porsi yang dijadikan standar.

Kemudian juga harus diseimbangkan dengan konsumsi air putih yang cukup, yaitu sekitar 20 persen dari berat tubuh. “Misalnya, jika berat badan seseorang 60 kg, cara menghitungnya adalah 60 kg dibagi angka 30 (angka yang ditetapkan), hasil dua liter merupakan jumlah maksimal konsumsi air putih bagi orang itu,” jelas Emil sembari mencontohkan.

Namun sekali lagi Emil menjelaskan, jumlah maksimal dua liter ini bisa saja lebih. Apabila aktifitas ataupun pekerjaan seseorang sangat aktif, maka konsumsi air lebih dari jumlah tersebut boleh kalau memang diperlukan.

 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home