WCC dalam Aksi “Act Now to End Racism”
SATUHARAPAN.COM – Dr Agnes Abuom, moderator komite pusat Dewan Gereja Dunia (WCC), mendapat kepercayaan berbicara kepada peserta pawai “Act Now to End Racism” minggu ini, dan rapat di Washington, DC, Amerika Serikat.
Acara berlangsung 3-5 April. Acara yang diprakarsai dan dikoordinasi oleh Dewan Nasional Gereja-gereja Kristus di AS (NCCUSA) itu diselenggarakan untuk menyerukan agar memberikan perhatian pada isu rasisme yang terus terjadi dan sering memakan korban tewas dalam kehidupan Amerika.
Acara ini, dilangsungkan tepat 50 tahun setelah pembunuhan Pendeta Dr Martin Luther King, Jr, pemimpin hak sipil Amerika yang ikonis.
Pawai dan unjuk rasa kali ini juga dilangsungkan pada saat ketegangan meningkat menyusul penembakan oleh polisi 18 Maret lalu terhadap Stephon Clark, pemuda Afrika-Amerika berusia 22 tahun yang tak bersenjata di Sacramento, California. Tercatat 75 pria Afrika-Amerika yang tidak bersenjata tewas di tangan polisi di AS dalam dua tahun terakhir, menurut pengacara hak-hak sipil Benjamin Crump.
Disponsori oleh belasan gereja-gereja Amerika dan organisasi-organisasi dalam persekutuan, termasuk WCC, acara ini juga dilaksanakan berkaitan dengan program berkelanjutan NCC, yang memayungi 100.000 gereja di AS, untuk berinstrospeksi, dalam kaitan dengan terus terjadinya tindak rasisme di Amerika. Program berkelanjutan NCC itu juga meliputi mengatasi penyebab dan gejala rasisme di kepolisian AS, yang juga menyangkut yurisprudensi, pendidikan, dan ekonomi.
“Gereja-gereja Kristen, hadir di setiap kota, dengan komunitas tersebar di seluruh negeri, adalah bagian dari masalah dan solusinya. NCC dan mitra kami berkomitmen untuk mengatasi kejahatan sistemik, yang banyak orang Kristen dan lembaga gereja belum sepenuhnya mengakui,” kata Pdt Dr Sharon Watkins, mantan pejabat dan ketua Gereja Kristen (Disciples of Christ), yang memimpin Prakarsa Keadilan Kebenaran dan Rasial untuk NCC. Watson adalah anggota komite pusat WCC.
Dua tahun lalu, Dr Abuom memimpin delegasi internasional gereja-gereja anggota WCC ke AS dalam ekspresi solidaritas ekumenis setelah terjadinya beberapa pembunuhan rasial, termasuk pembunuhan sembilan warga gereja Afrika-Amerika di Gereja Episkopal Methodist Afrika Emmanuel di Charleston, Carolina Selatan, dan pembunuhan terhadap pemuda Afrika-Amerika oleh polisi.
Dewan Nasional Gereja memiliki sejarah panjang aktivisme dalam perjuangan hak-hak sipil dan keadilan rasial. Ini adalah badan ekumenis terbesar bangsa dan mencakup lebih dari 45 juta anggota.
Sejak didirikan pada tahun 1950, Dewan Nasional Gereja-gereja Kristus di Amerika Serikat telah menjadi kekuatan utama bagi saksi ekumene bersama di antara orang-orang Kristen di Amerika Serikat. Sejumlah 38 anggota komune NCC membentuk spektrum yang luas dari gereja Protestan, Anglikan, Ortodoks, Injili, gereja Afrika Amerika yang bersejarah, dan gereja-gereja Living Peace. (oikoumene.org)
Editor : Sotyati
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...