WCC Mengharapkan Islam dan Kristen di Mesir Hidup Berdampingan Secara Damai
KAIRO, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Dewan Gereja Sedunia (World Council of Churches / WCC), Dr. Olav Fykse Tveit bertemu Paus Tawadros II dari Gereja Ortodoks Koptik di Kairo, Mesir, Minggu (21/4) . Mereka membahas perkembangan pasca-revolusi di Mesir, situasi umat Kristiani di dunia Arab dan cara-cara yang bisa dilakukan untuk memperkuat hubungan Kristen-Muslim.
Kedua pemimpin bertemu di Katedral St Mark, Kario, tempat di mana terjadi serangan dua pekan lalu setelah pemakaman bagi orang Kristen yang tewas beberapa hari sebelumnya. Dalam percakapan itu, Tawadros menyampaikan harapannya untuk masa depan negaranya. "Mesir secara inheren adalah moderat. Itu wajar karena kita semua minum dari sungai Nil yang sama," katanya.
Tawadros mencatat bahwa "di tengah-tengah kesulitan yang dihadapai Gereja Koptik di Mesir dalam perjalanan sejarah adalah keberlanjutan iman Kristen dan keteguhan mereka." Karena kekuatan ini, katanya, mereka akan terus bekerja untuk mencapai situasi saling mendukung dalam damai antara semua komunitas agama di Mesir.
Kristen Koptik merupakan sekitar 11 persen dari 80 juta penduduk Mesir. Dalam konteks ini, Tawadros menekankan bahwa "Gereja harus menjadi saksi dalam Kristus melalui darah, keringat dan air mata dan bekerja sama dengan saudara-saudara Muslim mereka untuk mengatasi tren migrasi di antara orang Kristen di Mesir."
Tveit mengatakan, "Kami berdoa dengan Anda untuk keadilan dan perdamaian di negara Anda. Martabat dan kesejahteraan semua warga negara pasca-revolusi Mesir adalah harapan bersama dari gereja global."
"Kami mendengar pengalaman warga Gereja Mesir, dan kami memiliki keyakinan besar dalam kepemimpinan Mulia Paus Tawadros untuk dialog lebih lanjut antara Kristen dan Muslim mencari perdamaian dan demokrasi," tambahnya.
Tveit menyebutkan bahwa tema Sidang Raya WCC mendatang adalah "Allah Kehidupan, Tuntun Kami Menuju Keadilan dan Perdamaian." Tema ini sesuai bagi gereja-gereja Mesir, di mana orang Kristen bercita-cita untuk membangun masa depan bersama dan saling mendukung (ko-eksistensi) dalam damai di antara semua warga masyarakat. Sidang akan berlangsung di Busan, Korea Selatan (30/10 – 8/11) mendatang.
Dalam pertemuan tersebut, Tveit mejelaskan konferensi yang akan membahas tentang "Kehadiran Kristen di Timur Tengah" yang akan diselenggarakan 21-25 Mei di Beirut, Lebanon. Konferensi itu akan dihadiri perwakilan dari gereja-gereja Timur Tengah dan organisasi ekumenis.
Selain itu, di Kairo, Tveit juga mengunjungi kantor Keuskupan Umum, Ekumene dan Pelayanan Sosial (BLESS). Organisasi ini merupakan sayap pebangunan gereja Koptik, di mana dia belajar tentang projek-projek di masyarakat pedesaan dalam mengatasi masalah-masalah kemiskinan, mutilasi kelamin perempuan, serta program mengatasi HIV dan AIDS.
Tveit bertemu dengan beberapa perwakilan dari Gereja Koptik dan organisasi oikumenis, termasuk Uskup Anba Youannes, Dr Salwa Morcos, Bishop Metropolitan dari Damiette dan Fr Beshouy Abdelmalek, Sekretaris Jenderal Dewan Gereja-gereja Mesir (ECC) yang baru dibentuk.
Tveit juga mengucapkan selamat kepada ECC yang diharapkan mampu menciptakan harapan bagi iman gereja-gereja di Mesir untuk bekerja sama dalam persatuan dan menjadi saksi di tengah-tengah kesulitan.
AS Memveto Resolusi PBB Yang Menuntut Gencatan Senjata di Ga...
PBB, SATUHARAPAN.COM-Amerika Serikat pada hari Rabu (20/11) memveto resolusi Dewan Keamanan PBB (Per...