WCC Minta Para Pemimpin Gereja di Kolombia Dilindungi
KOLOMBIA, SATUHARAPAN.COM – Para pembela hak asasi manusia (HAM), dan pemimpin gereja di Kolombia memperoleh ancaman pembunuhan serius, dari kelompok garis keras di Kolombia. Dewan Gereja Dunia (World Council of Churches/WCC) dan organisasi internasional lainnya telah meminta pemerintah Kolombia untuk melindungi kehidupan mereka.
Pada Rabu (14/1), Kantor Komisi Urusan Internasional WCC menerima pesan dari para pemimpin gereja di Kolombia, mengenai ancaman mati yang ditujukan pada mereka dari kelompok garis keras. Pesan tersebut dinyatakan pada Minggu (11/1), kepada 39 aktivis HAM, yang terkenal karena kesetiaan pada komitmen mereka pada untuk membela hak restitusi tanah dan program proses perdamaian. Nama mereka tertulis secara individual dalam daftar yang dikeluarkan oleh Aguilas Negras, sebuah organisasi garis keras. Pernyataan itu disebarkan secara online, kemudian dilaporkan oleh surat kabar Kolombia El Heraldo.
Secara eksplisit kelompok garis keras menyatakan niat mereka, untuk menghilangkan nyawa orang-orang yang dianggap sasaran mereka. Antara lain, para aktivis HAM, juga sejumlah pemimpin gereja Kolombia terkemuka, seperti Agustin Jimenez dari Gereja Mennonite Teusaquillo, Fr Fernando Sanchez dari Gereja Anglikan di Pantai Karibia, Jairo Barriga, Jerman Zarate, Pendeta Milton Mejia Gereja Presbyterian Kolombia dan Fr Fernando Gary Martinez dari Gereja Katolik Roma.
“Para wakil Gereja yang muncul dalam daftar ini, adalah anggota yang sangat dihormati dari gerakan ekumenis internasional dengan gereja anggota WCC, dan telah bekerja selama bertahun-tahun,” kata Georges Lemopoulos Plt. Sekum WCC , dalam surat yang ditujukan kepada Presiden Kolombia Dr Juan Manuel Santos Calderón , yang dikeluarkan pada (29/1).
“Mereka dikenal atas komitmen Kristen yang luar biasa dan berani bersaksi dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan dan martabat manusia di Kolombia,” kata Lemopoulos.
Lemopoulos menggambarkan hal ini “sangat mengganggu” , melihat fakta bahwa para pemimpin gereja dan aktivis yang terlibat dalam promosi HAM dan perdamaian, menjadi sasaran kekerasan. Dia juga khawatir ancaman tersebut akan menghambat pekerjaan para pembela HAM dengan menciptakan “iklim ketakutan yang meluas.”
WCC, bekerja sama dengan gereja-gereja dan masyarakat sipil di Kolombia, telah meminta pemerintah Kolombia untuk mengambil semua langkah yang diperlukan, untuk secara efektif melindungi kehidupan dan integritas fisik dari para pemimpin gereja, dan semua pembela HAM yang telah berada di bawah ancaman garis keras tersebut.
Lemopoulos menambahkan, pemerintah harus melakukan investigasi independen kepada penulis ancaman tersebut, dengan menjatuhkan hukuman yang sesuai. Juga mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati sehubungan dengan kewajibannya dalam memberikan perlindungan dan keamanan bagi para pembela HAM, dan segera mengambil tindakan yang efektif. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa para pemimpin gereja ini dan pembela HAM dapat terus bekerja, tanpa bahaya dan stigmatisasi.
Selama beberapa tahun, WCC telah menyertai gereja-gereja dan orang-orang di Kolombia dalam perjuangan mereka untuk mengakhiri konflik bersenjata. Dewan telah menyelenggarakan kunjungan solidaritas di negeri ini, dan badan-badan pemerintah telah mengeluarkan pernyataan publik mengecam pelanggaran HAM, serta menyerukan untuk mengakhiri konflik bersenjata dan melangkah menuju pembicaraan damai. (oikoumene.org)
Editor : Bayu Probo
Stray Kids Posisi Pertama Billboard dengan Enam Lagu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Grup idola asal Korea Selatan Stray Kids berhasil menjadi artis pertama d...