WCC: Pembantaian Sekolah Peshawar Pakistan Benar-benar Keji
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Setelah pembantaian puluhan siswa dan staf di Peshawar terjadi pada Selasa (16/12), Sekretaris Umum (Sekum) Dewan Gereja Dunia (WCC) Pdt Dr Olav Fykse Tveit menyatakan simpati yang mendalam.
Tveit merasa berduka dan terluka serta menggelar doa bagi para korban dan keluarga mereka.
Tveit mengemukakan komentarnya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada tanggal Rabu (17/12) dari markas WCC di Jenewa, Swiss.
Seperti dikutip oikoumene.org, dalam pernyataan itu Tveit mengatakan, "Saya terkejut dan marah atas pembantaian 132 anak-anak dan sembilan staf di sebuah sekolah di Peshawar kemarin. Sulit untuk percaya bahwa sesama manusia diciptakan menurut citra Allah dapat turun ke bumi dengan kebrutalan tersebut,” kata Tveit.
Menurutnya, pelaku pembantaian ini benar-benar keji.
Tveit menjelaskan tidak ada agama apapun yang membenarkan atau mentolerir perbuatan para penjahat tersebut.
“Saya berdoa bagi para korban dan keluarga mereka, bagi komunitas mereka, dan bagi kita semua karena kami berjuang untuk menghadapi kekerasan yang tidak dapat dimengerti dan tidak berperasaan seperti itu," kata Tveit.
Sebelumnya, Taliban masuk ke sekolah yang dikelola oleh militer di kota Peshawar, Pakistan dan melepaskan tembakan pada Selasa (16/12). Saksi mata mengatakan serangan ini adalah yang paling parah selama beberapa tahun.
Lebih dari delapan jam para militan tersebut menyusup ke kompleks yang dijaga ketat melalui pintu belakang. Mereka menyatakan bahwa serangan tersebut dimaksudkan untuk membasmi para pelajar dan sembilan tentara tewas dalam serangan tersebut.
Serangan ditujukan ke pusat pendidikan militer Pakistan yang merupakan sebuah sekolah tinggi militer yang dikelola dan memiliki 1.100 siswa tersebut. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dari tentara militer. Serangan itu tentu saja membuat para tentara militer yang dikenal paling kuat di negara itu marah.
Anak-anak yang terluka dibawa ke rumah sakit terdekat, namun sebagian besar tewas ketika orang-orang bersenjata tersebut mengikatkan bom bunuh diri ke tubuhnya dan kemudian melepaskan tembakan yang membabi buta kepada anak-anak laki-laki, perempuan, dan para guru.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...