Pembantaian Sekolah Peshawar Hancurkan Hati Malala
LONDON, SATUHARAPAN.COM - Peraih Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, yang ditembak kepalanya oleh Taliban pada 2012 dan selamat, mengaku sedih melihat dan mendengar orang berdarah dingin tak berperikemanusiaan militan Taliban membunuh anak-anak pada Selasa (16/12) di Pakistan.
Setidaknya 130 orang, sebagian besar dari mereka anak-anak, tewas ketika orang-orang bersenjata menyerbu sebuah sekolah yang dikelola militer di barat laut Kota Peshawar, Pakistan, dalam suatu tindakan yang secara cepat mengundang kecaman global.
"Tindakan berdarah dingin tidak masuk akal dan teror di Peshawar yang membentang di depan kita itu sungguh menghancurkan hati saya. Anak-anak Innocent di sekolah mereka tidak memiliki tempat dalam horor seperti ini," kata Malala dalam sebuah pernyataan. "Saya mengutuk tindakan mengerikan dan pengecut, dan bersatu dengan Pemerintah dan angkatan bersenjata, yang sejauh ini berupaya untuk mengatasi peristiwa mengerikan itu."
Malala (17), yang sekarang tinggal di Inggris, menjadi ikon global setelah ia ditembak Taliban dan hampir tak tertolong nyawanya di negara asalnya, Pakistan pada Oktober 2012. Pengalaman buruk itu tidak menghentikan tekasnya untuk bersikeras perempuan memiliki hak atas pendidikan.
Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) mengaku bertanggung jawab atas serangan di Peshawar itu sebagai pembalasan atas serangan besar-besaran militer di kawasan itu, dan memerintahkan menembak siswa yang lebih tua. (AFP)
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...