WCC Surati Erdogan, Menyatakan "Kesedihan dan Kecemasan"
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Pimpinan Dewan Gereja-gereja Sedunia (WCC) yang berbasis di Jenewa, Swiss, menulis surat kepada Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang menyatakan "kesedihan dan cemas" dari anggota WCC atas keputusannya untuk mengubah Hagia Sophia yang terkenal di dunia menjadi masjid.
Ioan Sauca, Sekretaris Jenderal (sementara) WCC, mengirim surat itu kepada presiden Turki pada hari Sabtu (11/7) dan mencatat bahwa sejak 1934, “Hagia Sophia telah menjadi tempat keterbukaan, pertemuan dan inspirasi bagi orang-orang dari semua bangsa dan agama.
Dia mengatakan itu telah menjadi "ekspresi kuat" dari "komitmen Turki untuk sekularisme dan inklusi dan keinginannya untuk meninggalkan konflik masa lalu."
Hagia Sophia pertama kali dibangun 1.500 tahun yang lalu sebagai katedral Kristen Ortodoks dan diubah menjadi masjid setelah penaklukan Ottoman pada tahun 1453. Namun pada tahun 1934, bangunan itu menjadi museum dan sekarang menjadi situs Warisan Dunia UNESCO.
Sauca menulis, “Saya berkewajiban untuk menyampaikan kepada Anda kesedihan dan kekecewaan Dewan Gereja-gereja Sedunia, dan dari 350 gereja anggotanya di lebih dari 110 negara, yang mewakili lebih dari setengah miliar orang Kristen di seluruh dunia, pada langkah yang Anda baru saja ambil.
"Dengan memutuskan untuk mengubah Hagia Sophia kembali ke masjid, Anda telah membalikkan tanda positif keterbukaan Turki dan mengubahnya menjadi tanda pengecualian dan perpecahan."
Sauca mengatakan bahwa sayangnya, keputusan di Turki diambil tanpa pemberitahuan atau diskusi dengan UNESCO mengenai dampak keputusan tersebut terhadap nilai universal Hagia Sophia yang diakui di bawah World Heritage Convention.
“Selama bertahun-tahun, Dewan Gereja-gereja Sedunia telah melakukan upaya besar untuk mendukung keterlibatan aktif gereja-gereja anggotanya dalam dialog antar agama, dalam rangka membangun jembatan saling menghormati... antara berbagai komunitas agama.
"Lebih jauh lagi, dalam masa-masa sulit, WCC bersama dengan gereja-gereja anggotanya telah berbicara dalam membela dan mendukung komunitas agama lain, termasuk komunitas Muslim, agar hak dan integritas mereka dihormati," kata Sauca.
Mengubah "tempat lambang" seperti Hagia Sophia dari museum kembali ke masjid "tak terhindarkan akan menciptakan ketidakpastian, kecurigaan dan ketidakpercayaan, merongrong semua upaya kami untuk menyatukan orang-orang dari agama berbeda di meja dialog dan kerja sama."
WCC juga khawatir keputusan itu "akan mendorong ambisi kelompok lain di tempat lain yang berusaha untuk membatalkan status quo yang ada dan untuk mempromosikan perpecahan baru antara komunitas agama". (oikoumene.org)
Editor : Sabar Subekti
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...