WFP: 60 Persen Warga Zimbawe Hadapi Rawan Pangan
HARARE, SATUHARAPAN.COM-Badan pangan PBB pada hari Kamis (30/7) meminta tambahan dana US$ 250 juta untuk bantuan kepada jutaan warga Zimbabwe. Diingatkan bahwa pandemi COVID-19 membuat sekitar 60% dari penduduk negara itu menjadi "rawan pangan".
Zimbabwe dicengkeram oleh krisis ekonomi yang disebabkan oleh iklim dan resesi, yang terburuk dalam lebih dari satu dekade, dan menghadapu kekurangan mata uang asing, obat-obatan dan inflasi yang melonjak.
Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan jumlah warga Zimbabwe yang rawan pangan akan mencapai 8,6 juta pada bulan Desember, yang merupakan 60% dari populasi negara itu, karena efek gabungan dari kekeringan, resesi ekonomi dan pandemi virus corona.
Badan tersebut membutuhkan tambahan dana US$ 250 juta untuk mendukung operasi darurat. Pada bulan April, WFP meminta US$ 130 juta untuk mendanai operasi darurat sampai Agustus.
Inflasi 700 Persen
"Banyak keluarga Zimbabwe menderita kelaparan parah, dan nasib mereka akan bertambah buruk," kata Lola Castro, direktur regional WFP untuk Afrika Selatan. "Kami membutuhkan komunitas internasional untuk melangkah sekarang untuk membantu kami mencegah potensi bencana kemanusiaan."
WFP mengatakan penguncian nasional untuk mencegah COVID-19 akan menyebabkan lebih banyak orang kehilangan pekerjaan, sementara kelaparan di pedesaan meningkat ketika warga yang menganggur kembali ke rumah mereka di desa.
Ketegangan politik meningkat di Zimbabwe setelah para aktivis menyerukan protes pada hari Jumat (31/7) terhadap korupsi pemerintah yang mereka tuduh telah memperburuk krisis ekonomi.
Pemerintah telah menyebut protes itu sebagai "pemberontakan". Pada hari Kamis, polisi dan tentara meningkatkan pemeriksaan keamanan di semua jalan menuju pusat kota di seluruh negeri dan membalikan pengendara dan beberapa pekerja, kata saksi mata.
Dengan inflasi berjalan di atas 700%, harga barang-barang kebutuhan dasar sekarang di luar jangkauan banyak warga, dan keluarga yang putus asa dengan makan lebih sedikit, menjual barang-barang berharga, termasuk berhutang, kata WFP. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...