WHO Ingatkan Anak Muda Tidak Kebal Virus Corona
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan anak-anak muda bahwa mereka tidak kebal dari virus corona (COVID-19), bahkan seringkali pasien muda tidak menunjukkan gejala penyakit saat terserang virus.
"Saya ingin menyampaikan pesan ke anak-anak muda: kalian tidak kebal (virus). Virus ini dapat membuat anda dirawat di rumah sakit selama berminggu-minggu, bahkan membuat anda meninggal dunia," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Ghebreyesus dalam pengarahan harian di Markas WHO, Jenewa, Swiss, Jumat (20/3), sebagaimana dipantau di laman resmi PBB, Sabtu (21/3).
Ghebreyesus menjelaskan berada dalam rumah tetap jadi pilihan paling bijak untuk seluruh warga dunia, termasuk kalangan muda, meskipun mereka tidak sakit.
"Walaupun anda tidak sakit, pilihan yang kalian buat, keputusan untuk ke luar (rumah, red) atau tidak dapat membuat perbedaan bagi situasi hidup dan mati orang lain," terang Ghebreyesus seraya menyampaikan apresiasinya bagi anak-anak muda yang berinisiatif menyebarkan pesan dan informasi COVID-19.
"Saya bersyukur banyak anak muda yang menyebarkan informasi (tentang COVID-19), bukan virus," tambah dia.
Menurut Ghebreyesus, penanggulangan COVID-19 tidak hanya membutuhkan solidaritas antarnegara, tetapi juga kerja sama antarkelompok umur.
Pasalnya, COVID-19 dapat menyerang seluruh kelompok umur, meskipun tingkat kematian tertinggi masih ditemukan pada pasien lebih dari 80 tahun, demikian analisis Worldometer, laman penyedia informasi statistik independen, sebagaimana dipantau, Sabtu.
Menurut laman itu, tingkat kematian pasien berusia 80 tahun yang telah dikonfirmasi berada di angka 21,9 persen, sementara secara umum 14,8 persen. Untuk pasien berusia 70-79 tahun, tingkat kematiannya 8 persen; penderita COVID-19 berusia 60-69 tahun 3,6 persen; pasien berusia 50-59 tahun 1,3 persen; pasien 30-39 tahun 0,2 persen; pasien berusia 20-29 tahun 0,2 persen; pasien berusia 10-19 tahun 0,2 persen; pasien berusia 0-9 tahun nihil atau 0 persen.
Walaupun demikian, tingkat kematian itu merupakan angka probabilitas yang masih dapat berubah seiring dengan perkembangan jumlah penderita dan kasus kematian dari negara-negara terdampak COVID-19.
Worldometers, yang memperoleh data dari laman resmi negara-negara dan WHO, mencatat per hari ini (21/3) jumlah pasien positif COVID-19 mencapai 286.664 jiwa dan 11.888 di antaranya meninggal dunia, sementara 93.598 pasien lainnya dinyatakan pulih. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...