WHO: Kasus Baru COVID-19 Masih Naik, 5,7 Juta dalam Sepekan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Jumlah kasus baru virus corona (COVID-19) yang dilaporkan di seluruh dunia naik selama lima pekan berturut-turut, sementara jumlah kematian relatif stabil, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan hari Kamis (14/7).
Dalam tinjauan mingguan badan kesehatan PBB itu tentang pandemi COVID-19, WHO mengatakan ada 5,7 juta infeksi baru yang dikonfirmasi pekan lalu, menandai peningkatan 6%. Ada 9.800 kematian, kira-kira mirip dengan angka pada pekan sebelumnya.
Awal pekan ini, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan pandemi masih memenuhi syarat sebagai darurat global dan dia “prihatin” tentang lonjakan baru-baru ini.
“Virus ini berjalan bebas, dan negara-negara tidak secara efektif mengelola beban penyakit,” katanya dalam konferensi pers hari Selasa (12/7). “Gelombang baru virus menunjukkan lagi bahwa COVID-19 belum berakhir.”
Dalam dua pekan terakhir, kasus COVID-19 yang dilaporkan ke WHO melonjak 30%, sebagian besar didorong oleh kerabat Omicron yang sangat menular, BA.4 dan BA.5. Dua subvarian Omicron telah menunjukkan kemampuan yang mengkhawatirkan untuk menginfeksi kembali orang yang sebelumnya divaksinasi atau yang telah pulih dari COVID.
Terbanyak di Pasifik Barat dan Timur Tengah
Menurut WHO, peningkatan terbesar dalam kasus COVID-19 terlihat di Pasifik Barat dan Timur Tengah, di mana mereka melonjak lebih dari seperempat. Kematian melonjak 78% di Timur Tengah dan 23% di Asia Tenggara, sementara turun di tempat lain atau tetap stabil.
WHO mengatakan bahwa program pengawasan dan pengujian COVID-19 yang dilonggarkan di banyak negara telah memperumit upaya untuk melacak virus dan untuk menangkap varian baru yang berpotensi berbahaya.
Di Amerika Serikat, varian Omicron baru telah mendorong rawat inap dan kematian dalam beberapa pekan terakhir, mendorong beberapa kota dan negara bagian untuk memikirkan kembali pendekatan mereka. Koordinator COVID-19 Gedung Putih, Dr. Ashish Jha, pada penampilan TV hari Rabu, menyerukan suntikan pendorong (booster) dan kewaspadaan baru terhadap virus.
Tim respons Gedung Putih juga telah mendesak semua orang dewasa berusia 50 tahun ke atas untuk segera mendapatkan booster jika mereka belum melakukannya tahun ini, dan mencegah orang untuk menunggu generasi berikutnya medapat vaksinasi yang diharapkan pada musim gugur. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kepala Pasukan UNIFIL: Posisi PBB di Lebanon Berisiko Didudu...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (1/11) bahw...